batamtimes.co,Batam-Curah hujan Batam yang terus berkurang sejak awal tahun 2015 membuat seluruh dam yang menjadi andalan sumber air baku PT. Adhya Tirta Batam (ATB) menyusut tajam. Penyusutan air baku yang paling signifikan terjadi di Dam Sei Harapan. Dam menyusut 3,82 meter dikarenakan curah hujan yang normalnya mencapai 2.345 mm, kini hanya 808 mm.
Dam Sei Harapan akan mencapai titik kritis saat menyusut lima meter. Oleh karena itu untuk memperpanjang masa ketahanan air baku Dam Sei Harapan, mulai 1 September 2015 ATB akan melakukan rationing.
“Rationing merupakan program penggiliran suplai air kepada pelanggan dengan beberapa cara, salah satunya menurunkan kapasitas produksi agar ketersediaan air baku dapat bertahan lebih panjang. Bila air baku Dam Sei Harapan dimanfaatkan 100 persen seperti saat ini tanpa penambahan curah hujan yang signifikan, air baku di dam tersebut diprediksi hanya akan bertahan hingga 8 Oktober 2015,” ungkap Corporate Communication Manager ATB, Enriqo Moreno, seperti yang dikutip media ini dari laman atbbatam.com.
Oleh karena itu, untuk memperpanjang masa ketahanan air baku, ATB akan mengurangi kapasitas produksi sekitar 30 persen agar air baku dapat bertahan sedikit lebih lama – yakni hingga 29 Oktober 2015 – meski curah hujan tidak bertambah secara signifikan
“Selama rentang tersebut, akan kami lihat perkembangannya seperti apa. Bila curah hujan masih belum tinggi, terpaksa ATB harus kembali mengurangi kapasitas produksi. Kemungkinan bila kondisi hujan masih seperti saat ini, produksi air bersih akan diturunkan menjadi 33 persen dari kapasitas normal sehingga air baku diharapkan dapat bertahan lebih lama, yakni hingga Desember 2015,” papar Enriqo.
Selain rationing Dam Sei Harapan, ATB juga akan mulai memberlakukan penggiliran suplai air Dam Ladi. Saat ini kondisi air baku di Dam Ladi juga sudah mengkhawatirkan. Dam tersebut sudah mengalami penyusutan 2,79 meter.
“Bila intensitas curah hujan masih seperti saat ini dan Dam Sei Ladi dipaksakan tetap beroperasi normal, kemungkinan hanya akan bertahan hingga 19 Desember 2015. Itu belum dikalkulasi bila Dam Sei Ladi harus berbagi air baku dengan pelanggan yang mendapat suplai air dari Dam Sei Harapan. Bila air baku Dam Sei Harapan tidak mencukupi, pelanggan yang suplai airnya dialirkan dari Dam Sei Harapan, akan dibantu dari Sei Ladi” jelasnya.
Ia menegaskan, program rationing yang akan diberlakukan di Dam Sei Harapan akan berdampak pada pelanggan di sebagian Tiban,Sekupang, Tanjung Pinggir, Tanjung Riau, Patam, dan sekitarnya. Saat rationing diberlakukan, suplai air kepada pelanggan pasti tidak akan sehandal saat normal, suplai air bersih yang dinikmati pelanggan otomatis akan berkurang.
“Tekanan air yang diterima juga kemungkinan besar tidak akan sebesar saat normal. ATB berupaya agar pelanggan tetap mendapatkan suplai air, namun kami tidak dapat memastikan jadwal kapan pelanggan tersebut akan mendapatkan suplai air setiap harinya,” ungkapnya.
Enriqo menegaskan, penggiliran suplai air tidak sama dengan listrik. ATB tidak dapat memastikan kapan suatu daerah tertentu mendapatkan air, seberapa banyak airnya. Dan seberapa besar tekanan airnya. Aliran air tidak dapat diatur seperti kita mengatur arus listrik.
“Kemarau berkepanjangan akibat Elnino memang mengharuskan ATB melakukan penggiliran suplai air. Perlu diketahui, water rationing sudah lebih dahulu dilakukan di beberapa wilayah, salah satunya di sebagian wilayah Johor Baru, Malaysia sejak 16 Agustus lalu,” terang Enriqo.
Oleh karena itu ia menghimbau agar pelanggan ATB mengubah pola pemakaian air sehingga dapat lebih menghemat air bersih. Selain itu pelanggan juga diharapkan disiplin dan tertib mengikuti jadwal rationing yang sudah ditetapkan. Ketidakdisiplinan dan intoleransi merupakan kendala yang dapat menggagalkan program rationing yang pada akhirnya menimbulkan masalah lebih besar.
“Saat program rationing diberlakukan, pelanggan harus tertib, disiplin dan berkomitmen untuk menghemat penggunaan air bersih. Jangan karena air di rumah masih mengalir lancar dan sanggup membayar tagihan yang dibebankan oleh ATB setiap bulan, pelanggan menghambur-hamburkan air bersih,” katanya mengingatkan.
Oleh karena itu, ia menghimbau, untuk kegiatan yang menggunakan air bersih dan bersifat tidak terlalu penting mohon dikurangi sehingga dapat menghemat cadangan air yang tersedia. ATB berharap pelanggan menggunakan air hanya untuk kegiatan yang esensial. Saat ini diupayakan jangan dulu menyiram taman dan mencuci kendaraan setiap hari karena kebutuhan manusia lebih utama
“Ketersediaan air baku adalah segalanya. Setiap tetes air sangat berarti bagi kelangsungan hidup. Kesia-siaan penggunaan air akan menjadi bencana bagi kita semua. Saat rationing, penyelesaian dengan menggunakan mobil tanki air tidak akan menyelesaikan masalah utama, yaitu ketersediaan air baku itu sendiri. Oleh karena itu, solusi utama adalah ekstra hemat penggunaan air bersih,” tegasnya.
Enriqo juga menghimbau agar pelanggan menyediakan tampungan SEPERLUNYA. Pelanggan diharapkan manampung air SEPERLUNYA, bukan SECUKUPNYA karena orang lain juga membutuhkan kehidupan. Pelanggan harus bertoleransi dan berbagi dengan pelanggan lain yang juga membutuhkan air. Penampungan berlebihan akan mengakibatkan pelanggan di sisi hilir semakin menderita.
“Pelanggan harus hemat menggunakan air karena rationing yang akan dijalankan ATB September ini bukan karena gangguan umum atau akibat kerusakan jaringan, namun karena ketersediaan air baku yang berkurang. Seperti yang kita tahu Batam tidak memiliki sumber daya air alami dan hanya mengandalkan air hujan sebagai air baku,” pungkasnya.(corporate Comunicatio ATB)