Banyuwangi – Perairan Selat Bali, yang menghubungkan Jawa – Bali mendadak geger, Kamis (17/2/2016). Pemicunya, angin puting beliung mengamuk di perairan itu. Beruntung Tak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Namun, fenomena langka ini sempat menarik perhatian para pengguna jasa penyeberangan dan warga pesisir Ketapang, Banyuwangi.
Peristiwa ini muncul sekitar pukul 17.00 WIB. Awalnya, angin puting beliung muncul di pantai Boom, Banyuwangi. Di tempat ini, angin sempat mengagetkan warga di sepanjang pantai. Sejurus kemudian, angin bergerak ke tengah laut mengarah ke utara, tepatnya di sekitar penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Syahbandar Ketapang Ispriyanto membenarkan peristiwa ini. Pria ini mengaku angin puting beliung di perairan ini diawali munculnya mendung tebal atau awan cumulonimbus. Setelah itu, muncul puting beliung di perairan yang dikenal dengan water sport.
“Anginnya berputar, terus bergerak ke tengah laut sekitar 20 menit. Ini memang kejadian langka. Jadi, angin berputar dari bawah ke atas dan bergerak di tengah laut,” jelasnya via seluler.
Kejadian ini kata Ispriyanto tak sampai menganggu jalur penyeberangan Ketapang – Gilimanuk. Sebab, angin tak sampai mengenai kapal yang berlayar.
“Gerakannya dari selatan, lalu masuk selat Bali dan bergerak ke timur ke arah Gilimanuk, lalu menghilang,” katanya.
Kejadian ini juga tak berdampak pada gelombang laut. Sehingga, aktivitas penyeberangan tetap normal. “Memang sempat hujan lebat, tapi gelombang normal, tingginya sekitar 0,7 meter. Masih aman,” tegasnya.
Sedangkan kecepatan angin kata dia berkisar 10 knot, tetap aman bagi pelayaran kapal feri. Meski begitu, pihaknya tetap memberikan himbauan waspada kepada seluruh nahkoda kapal.
“Setiap pagi dan sore, kami berikan prakiraan cuaca dari BMKG. Intinya, semua wajib waspada dengan kondisi cuaca,” jelasnya lagi.(detik)