batamtimes.co,Manila – Belum juga dilantik, pemenang pemilihan presiden Filipina, Rodrigo Duterte telah mengumumkan rencana untuk merombak total sistem pemerintahan negara tersebut. Perombakan ini demi menghapus kekuasaan yang hanya terpusat di ibukota Manila dan mengabaikan provinsi lainnya.
Dalam konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Selasa (10/5/2016), juru bicara Duterte, Peter Lavina, menuturkan bahwa presiden yang baru akan berupaya menggelar konsensus nasional demi merevisi konstitusi Filipina.
Revisi ini akan memungkinkan perubahan sistem pemerintahan unitary atau negara kesatuan menjadi sistem pemerintahan model parlementer dan federal. Dengan posisinya sebagai ‘political outsider’, Duterte bermaksud menantang pemerintahan Filipina selama ini yang disebutnya hanya mementingkan diri sendiri dan korup.
“Pengaruh kalangan elite di Manila yang akan dipengaruhi oleh sistem ini, jelas akan menentang proposal ini,” sebut analis Institut Reformasi Politik dan Pemilu, Earl Parreno.
Juru bicara Duterte juga menyatakan, pihaknya akan mengupayakan kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak di wilayah kepulauan Filipina bagian selatan. Selama ini, pemerintah Filipina telah menggunakan kekuatan militer untuk menumpas militansi di kawasan tersebut.
Selama ini, Duterte dikritik karena tidak pernah membahas detail soal kebijakannya. Namun pada Senin (9/5), Duterte menyatakan akan mengupayakan pemikiran ekonomi terbaik. Salah satu penasihat Duterte menuturkan kepada Reuters, anggaran pendidikan akan ditambah demi menguntungkan wilayah-wilayah yang kurang beruntung dan pembangunan pedesaan akan diprioritaskan agar kesejahteraan lebih merata ke seluruh wilayah.
“Semuanya terlihat imperial di Manila. Dia (Duterte) ingin memberikan lebih banyak perhatian pada wilayah yang lebih terbelakang dan tertinggal,” sebut profesor emeritus ekonomi pada Universitas Filipina, Ernesto Pernia.
Kemenangan Duterte dalam pemilihan presiden Filipina yang digelar Senin (9/5) memang belum diumumkan secara resmi oleh komisi pemilihan Filipina. Namun penghitungan oleh organisasi pemantau yang diakreditasi komisi pemilihan Filipina, menunjukkan Duterte mengungguli dua pesaing terdekatnya, Grace Poe dan Manuel Roxas. Keduanya pun telah secara publik mengakui kekalahan mereka.
Tercatat Duterte meraup 39 persen suara atau lebih unggul 6 juta suara dari kandidat yang menempati posisi kedua, dengan total 92 persen suara telah dihitung dari 54 juta pemilih. Jumlah itu tercatat hingga Selasa (10/5) sore waktu setempat. Tidak diketahui pasti kapan kemenangan Duterte akan diumumkan secara resmi, namun presiden baru Filipina akan mulai bertugas pada 30 Juni mendatang.(Reuters)