Oleh : Ketua LSM BARELANG YUSRIL KOTO
Program Indonesia Pintar melalui KIP adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada seluruh anak usia sekolah (6-21 tahun) yang menerima KIP, atau yang berasal dari keluarga miskin dan rentan (misalnya dari keluarga/rumah tangga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera/KKS) atau anak yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Program Indonesia Pintar melalui KIP merupakan bagian penyempurnaan dari Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) sejak akhir 2014.
           Jumlah bantuan itu deberikan per semester/6 bulan, antara lain: SD/MI/Diniyah Formal Ula/SDTK, Pondok Pesantren (santri hanya mengaji usia 7-12 thn), Kejar Paket A/PPS Wajar Dikdas Ula Rp.225.000, SMP/MTS/Diniyah Formal Wustha/SMPTK, Pondok Pesantren (Santri hanya mengaji usia 13-15 thn), Kejar Paket B/PPS Wajar Dikdas Wustha Rp.375.000, SMA/SMK/MA/Diniyah Formal Ulya/Muadalah/SMTK/SMAK, Pondok Pesantren (santri hanya mengaji usia 16-18 thn), Kejar Paket C/PMU Ulya/Lembaga pelatihan/kursus Rp.500.000 dan Bea Siswa Miskin dari Pemko Batam sebesar Rp.450.000
           Namun, sesak didada dirasakan oleh warga. Betapa tidak, mereka sudah bersusah untuk datang ke BRI cabang Fanindo, BRI cabang Aviari dan BRI cabang Pasar Melayu. Untuk mencapai kantor BRI itu mereka mesti menggunakan boat pancung ke darat pulau sekitar dan kemudian mereka teruskan ada yang menggunakan ojek dan taksi.
           Tapi apa lacur, walau teriak histeris dan umpatan mereka lontarkan tetapa saja petugas BRI menahan dan tidak mencairkan.
           Nah apa pasal? Petugas BRI beralasan warga mesti membawa anaknya yang sekolah dan alasan lain karena warga penerima dana KIP terlalu banyak kumpul mengantri sehingga membuat petugas BRI sibuk.
           Parahnya lagi, warga sudah membawa persyaratan yang diminta seperti: KTP/KK. Akta Kelahiran, Surat Keterangan Sekolah, Kartu Pelajar dan Rapot, bahkan diantra warga ada yang sudah 2 hingga 3 kali datang tetap saja hingga kini belum dicairkan.
           Yang membuat warga histeris, ada beberapa mereka sudah mengeluarkan dana buat ongkos bahkan dengan berhutang sebesar Rp. 400.000, tapi diharap dana KIP sebesar Rp.225.000 tidak juga cair.
           Walikota Batam Rudi diminta peduli kepada warga pulau terkait pencairan dana KIP, selayaknya petugas BRI ditempatkan tertentu agar warga pulau lebih dekat sehingga warga mengeluarkan ongkos lebih murah dan ada kelebihan dari pencairan dana KIP yang diterima menjadikan warga tidak bertambah miskin.(*)