batamtimes.co,Batam- Kericuhan kembali terjadi di kawasan Baloi Kolam, Batam, Kamis (22/9/2016) sore. Salah seorang warga tertembak Aparat yang tergabung dalam Tim terpadu
Warga yang marah akibat tertembak tampak membakar kayu di tengah Gapura untuk menghalau pihak-pihak lain yang ingin masuk ke wilayah mereka.
Dari pantauan www.batamtimes.co,suasana di lokasi kawasan baloi kolam terlihat cukup tegang,hingga membuat badan jalan yang ramai di lalui kendaraan menjadi macat.
Dari lokasi didapati bahwasanya terjadi konflik antara warga dan pihak aparat.Satu diantara warga terluka kena tembakan dari aparat.
“Pak warga kami sudah ditembak, si Bawor,” ujar warga RT 10 Baloi kolam yang lain.
Selain menembak satu di antara warga, beberapa warga lain pun disebut-sebut terkena pukulan aparat.
Mereka yang berupaya ingin menyelamatkan rekannya dihalangi polisi untuk menjaga agar tidak terjadi kericuhan lebih besar lagi.
“Tenang saja bu. Sudah ditangani petugas kita. Nggak akan mati warga bapak-ibu. Sabar di sini saja, jangan kemana-mana,” kata petugas polisi terus menerus menenangkan warga.
Pasintel Kodim 0316 Kapten Inf Husaeni T Saragih menceritakan awal mula kejadian, bahwa pihaknya hanya mendampingi tim terpadu dalam memberikan SP ke dua kepada warga.
Menurutnya,satuan terpadu di lapangan sudah mencoba cara-cara persuasip,hanya saja warga mencoba menyerang aparat aparat terlebih dulu dengan batu, botol serta benda-benda lainnya memaksa mereka harus melakukan perlawanan.
Setibanya di sana, warga sudah menghalau dengan membakar aneka barang di dekat gapura masuk menuju Baloi Kolam.
“Pak kami datang mau berikan SP 2, ini bukan untuk penggusuran. Kami hanya memberikan SP 2, dan perusahaan sudah menyiapkan lahan di Sambau Nongsa untuk warga,” ujar Husaeni menirukan ucapan anggota Ditpam yang memberi surat SP tersebut.
Menurutnya, belum lagi Ditpam selesai bicara, warga langsung mencekik petugas tersebut. Saat warga ingin memukul, pihak TNI spontan langsung menarik mundur petugas Ditpam tersebut.
“Tiga kali kami kasih SP itu. Tapi suratnya langsung dicampakan ke api. Baru kita mundur sajalah. Belum lagi dua langkah kami mundur, kami sudah dilempar. Warga langsung mengejar kami sampai ke jalan raya.
Kami mundurkan harapannya agar warga tenang, rupanya warga makin beringas. Nggak ada lagi jalan lari kami, kami terdesak,” tuturnya seraya menunjukan rekaman peristiwa warga yang lari melempari aparat sampai ke tengah jalan.
Melihat keganasan warga, pihaknya pun langsung mengeluarkan tembakan. Namun ia membantah jika tembakan tersebut berasal dari peluru tajam ataupun peluru karet.
“Mereka memaksa kita untuk menembak, kami sudah mundur jauh ke daerah parkir mobil kami. Kalau kami pergi, nanti mobil yang dibakar.
Nggak mungkin itu kami tinggalkan, itu aset negara. Tapi yang kami tembakan pun itu peluru hampa, dan peluru hampa tidak bisa jauh. Cuma suara saja,” tuturnya lagi.
Ia menyatakan bahwa dari sisi aparat pun sudah berjatuhan korban. Setidaknya tujuh aparat dari instansi yang berbeda mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut.
“Tiga anggota dari kodim, ada yang kepalanya sampai harus dijahit. Dari satpol pp satu orang, dan Ditpam tiga orang. Kami tidak ada keluarkan tembakan dari peluru tajam atau peluru karet. Yang namanya peluru karet pasti tembus dan bakal bersarang di kakinya,” ucapnya.
Selain mengeluarkan tembakan, pihaknya juga membantah sudah menahan beberapa orang warga.
“Itu cuma satu orang kita amankan karena diduga provokator. Dia yang melempar batu pertama kali. Setelah kita amankan, yang bersangkutan langsung kita serahkan ke Polresta Barelang,” ucapnya
Pewarta : Angga