batamtimes.co, Lingga – Hutan Lindung Gunung Daik di Pulau Lingga memiliki keaneka ragaman hayati atau sering disebut Bioversitas.Menurut kajian pada tahun 2013 ( red-Jonotoro, Wijanarko, Wijaya).
Bahkan Pulau Lingga memiliki salah satu tanaman unggulan yang tidak dapat ditemui diwilayah manapun yakni tumbuhan Dipterocarpaceae (Tumbuhan penciri khas Tropis). Sebagai salah satu tumbuhan yang hidup di garis equator,dan memiliki hutan Hujan tropis.
Hutan Lingga tersebut dapat dikategorikan sebagai Megabiodiversity, terkenal dengan keaneka ragaman jenis tumbuhanya dihitung menurut indeks Shannon and Wienner keragaman hayati mempunyai nilai 4,2 + untuk semua tingkat pertumbuhan ( semai, pancang, tiang dan pohon).
Komunitas Pecinta Alam Lingga atau KePAL sejak tahun 2014 dan telah melakukan eksplorasi dan pendataan serta penanaman jenis yang dilindungi dari suku Dipterocarpaceae (Shorea Anisoptera Cotylelobium Dryobalops etc )
Menurut Kusuma Wijaya, S.Hut,Ketua Komunitas KePAL yang juga sebagai dendrolog mengatakan telah terjadi kerusakan alam.”Eksplorasi pada tahun 2015, KePAL menemukan 1 batang indukan jenis Dipterocarpus costulatus di hutan DAS Setajam, Desa Kelumu Kec. Lingga dengan diameter sekitar 54 cm dan tinggi hampir mencapai 30 meter, pada waktu itu sedang berbunga. Lokasi ditemukannya Dipterocarpus costulatus tersebut hanya 1 indukan, tanpa tiang atau pun pancang”.katanya kepada www.batamtimes.co Selasa (11/10/2016)
Jelang belum berapa lama,tambahnya, awal Oktober 2016 KePAL kembali melihat kondisi terkini indukan jenis Dipterocarpus costulatus tersebut, namun sayangnya yang dijumpai hanya sisa-sisa kepingan papan seberan dan menyisakan hanya tunggul yang berjamur.
“bahkan biji maupun semai anakan tidak dijumpai disekitar tumbuhan indukan. Bisa jadi hanyut oleh banjir ataupun hancur akibat proses penebangan itu sendiri.”terang kusuma
Dikatakannya,KePaL akan selalu konsen terhadap upaya penyelamatan jenis Dipterocarpus costulatus agar tidak punah ,” KePAL sangat berharap tanaman tersebut tidak pupus oleh tangan-tangan yang tidak bertangung jawab .” ujarnya
Dan jika,tambah Kemal,tanaman yang sudah mati tersebut adalah tanaman terakhir,sangat disayangkan salah satu asset Kabupaten Lingga hilang karena kurang pedulinya masyarakat.
“perlu perhatian pemerintah terhadap tanaman-tanaman langkah di Kabupaten Lingga,begitu juga peran serta masyarakat sekitar.Jaga kelestarian lingkungan terutama bagi tanaman yang dilindunggi seperti Dipterocarpus costulatus,”katanya mengakhiri wawancara.
Pewarta : Sucipto