Hingga Selasa Gunung Sinabung 9 Kali Meluncurkan Awan Panas

0
589
Mount Sinabung releases pyroclastic flows during an eruption as seen from Perteguhan, North Sumatra, Indonesia, Monday, Jan. 6, 2014. The 2,600-meter (8,530-foot) volcano has sporadically erupted since September. Authorities extended a danger zone around a rumbling volcano in western Indonesia on Sunday after it spewed blistering gas farther than expected, sending panicked residents streaming down the sides of the mountain. (AP Photo/Binsar Bakkara)

batamtimes.co , Sumut – Penanganan pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara terus dilakukan oleh pemerintah. Gunung Sinabung sejak erupsi pada Juni 2013 hingga sekarang belum ada tanda-tanda erupsi akan berakhir. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengaku, bahkan hingga Selasa (01/11/2016) Gunung Sinabung 9 kali meluncurkan guguran awan panas.

“Dampak yang ditimbulkan oleh ribuan masyarakat yang masih dalam masa pengungsian, banyak sekali. Ada dua kelompok pengungsi yaitu pengungsi yang harus relokasi dan masyarakat yang mengungsi sementara yang akan kembali ke desa jika erupsi sudah berakhir. Kunci utama penanganan pengungsi adalah adanya ketersediaan lahan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran persnya, Selasa (01/11/2016).

Sutopo mengaku, saat ini di Kabupaten Karo lahan sulit diperoleh, sehingga proses relokasi berjalan lambat. Untuk itu, sambungnya, penanganan pengungsi Sinabung dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

“Pertama, sebanyak 370 KK dari 3 desa di radius 3 km yaitu Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah telah direlokasi di Siosar. Masyarakat telah menempati hunian tetap (huntap) lengkap dengan fasum dan fasosnya. Di samping itu juga diberikan ijin pinjam pakai lahan usaha tani dari Kementerian LHK seluas 0,5 Ha per KK selama 20 tahun,” terangnya.

Selanjutnya, kata dia, masyarakat tetap akan dibantu livelihood melalui kegiatan sosial ekonomi menggunakan dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi. BNPB telah mengajukan dan dalam proses di Kementerian Keuangan.

“Kedua adalah relokasi mandiri sebanyak 1.903 KK, melalui dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi tahun 2015. BNPB telah menganggarkan Rp 190,6 milyar sesuai pengajuan Bupati Karo yang tertuang dalam SK Bupati Karo (by name by address). Dana tersebut telah ditransfer ke APBD Karo pada Desember 2015 untuk bantuan pembangunan Huntap sebanyak 1.683 KK,” imbuhnya.

Menurutnya, awalnya relokasi tahap kedua ini adalah 1.683 KK. Namun kemudian Pemda Karo mengusulkan tambahan sebanyak 221 KK sehingga total 1.903 KK warga yang harus direlokasi tahap kedua.

“Tambahan dana untuk relokasi 221 KK ini telah disampaikan ke Menteri Keuangan dan akan direalisasikan melalui hibah rehabilitasi dan rekonstruksi tahun 2016/2017 dan akan diverifikasi/validasi serta diperkuat melalui SK Bupati Karo by name by address. Saat ini dilaporkan warga yang telah menentukan pilihan lokasi huntap untuk relokasi mandiri sebanyak 651 KK. Relokasi menggunakan pemberdayaan masyarakat. Sisanya sedang dalam proses pencarian lahan,” ungkapnya.

Sedangkan, penanganan ketiga adalah penanganan pengungsi sebanyak 2.592 KK yang saat ini msh berada di 9 pos penampungan pengungsi. Mereka tidak perlu relokasi, jelasnya, mereka diperbolehkan kembali ke desanya saat kondisi Gunung Sinabung sudah aman. Namun tidak ada yang tahu kapan G.Sinabung akan aman atau tidak erupsi.

“Hal ini agar pengungsi tidak terlalu lama di barak pos pengungsian. BNPB juga telah membangun hunian sementara (huntara) untuk per KK. Saat ini, BNPB masih dalam proses pembangunan huntara di 6 lokasi,” pungkasnya. (B.sumut/red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here