batamtimes.co , Batam – Kepolisian Daerah Kepulauan Riau mengerahkan sekitar 3.600 personel untuk mengamankan unjuk rasa menolak kenaikan biaya sewa lahan atau uang wajib tahunan otorita (UWTO) di kawasan Batam yang rencananya berlangsung sepekan mulai Selasa.
“Untuk antisipasi kami siapkan 3.600 personel, tergantung eskalasi masa. Kami siapkan,” kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian di Batam, Selasa.
Pengamanan dilakukan di seluruh kawasan Batam untuk menjaga kondusivitas keamanan dan investasi di wilayah industri itu.
Hingga saat ini, ia menilai Batam masih dalam kondisi aman, karena sejatinya seluruh masyarakat dan pengusaha ingin hidup damai.
“Cuma solusi harus dicari untuk menyelesaikan supaya ada kepastian. Pengusaha butuh kepastian,” kata Kapolda.
Menurut dia, kisruh UWTO terjadi akibat kurangnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan pengusaha.
Ia yakin, BP Kawasan sebagai perwakilan pemerintah pusat tidak akan bertindak semena-mena, melainkan hanya menjalankan amanah.
“Ini hanya masalah komunikasi yang belum ketemu antara masyarakat dengan Pemerintah Pusat, hari ini Gubernur mengambil inisiatif, akan membantu menjembatani, menyambung lidah apa yang menjadi keresahan masyarakat,” katanya.
Sementara itu Gubernur Kepri Nurdin Basirun memastikan pemerintah hadir di tengah masyarakat dalam persoalan UWTO.
Pemrprov akan memanggil perwakilan masyarakat dan pengusaha untuk mendengarkan langsung aspirasi warga. Kemudian melaporkannya ke pemerintah pusat, sekaligus meminta petunjuk darinya.
“Surat akan dilayangkan untuk menjelaskan keadaan kondisi yang terjadi. Juga meminta pengarahan dari pemerintah pusat langkah apa yang harus dilakukan di provinsi dan Kota Batam,” kata Gubernur Nurdin.
Sementara itu, ratusan orang berunjukrasa menolak kenaikan UWTO yang sudah berlaku di Batam, mulai 18 Oktober lalu sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor:148/PMK.05/2016 Tanggal 30 September 2016.
Aksi tersebut sempat memanas setelah massa ingin masuk dan menemui Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro dengan cara mendorong pagar kantor.
Petugas dari Kepolisian yang sudah berjaga-jaga sejak pagi langsung membentuk barikade untuk menghalang-halangi massa masuk ke halaman BP Batam.
Massa bertahan di depan Kantor BP Batam. Di antara massa nampak juga sejumlah anak punk turut berunjukrasa. Beberapa tampak menjait mulut mereka dengan benang. (Ant/red)