Batamtimes.co , Batam -Sekitar 1000 Orang masa berdemo di Kantor BP Batam,Aksi tersebut guna menentang kenaikan UWTO Rabu (2/11/2016). Mereka mengklaim dari ‘Melayu Melawan’.
Massa dari Melayu Melawan setibanya di Kantor BP Batam,rombongan demo meneriakan orasinya terkait penolakan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 148 Tahun 2016 dan Peraturan Kepala (Perka)BP Batam 19 Tahun 2016 yang mengatur kenaikan tarif layanan lahan dan Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO).
Masyarakat menilai sesungguhnya itu telah melukai rasa keadilan dan hak masyarakat Batam. “Ini jelas merupakan tindakan diktator BP Batam,” ujar orator dalam aksinya. Mereka ingin tempat tinggal yang dihuni aman, tanpa harus khawatir suatu saat terusir karena tidak mampu membayar UWTO yang begitu tinggi tarifnya.
“Kita tidak ingin anak cucu kita terbebani dengan biaya sewa lahan yang begitu tinggi,” sambung orator lainnya.
Aksi unjuk rasa sempat memanas dan mendapat pengawalan ketat dari kepolisian. Tiga unit watercanon dan ratusan polisi disiagakan.
Demo Masa ‘Melayu Melawan’ Tidak Dihiraukan BP Batam
Berbagai luapan kata-kata lantang orator berteriak tidak membuahkan hasil.Masa yang jumlahnya hampir ribuan tersebut menyampaikan orasinya mulai dari menekankan menolak keras UWTO dan meminta agar tujuh pimpinan BP Batam harus di copot serta bubarkan BP Batam .
“UWTO membuat masyarakat Batam sengsara , membuat kami geram , jadi tak nyaman , kami tak setuju membayar UWTO ,” sebut orator Selasa (11/2/2016).
Suasana aksi unjuk rasa sempat memanas, ketika pimpinan BP Batam tidak mau menjumpai pengunjuk rasa , pagar pembatas beberapa kali didorong massa , yang dijaga Polisi dari gabungan Polresta Barelang dan Polda Kepri serta Polsek Batam kota .
Kapolresta barelang Kombes Pol Helmy Santika langsung bertindak dan sebagai tim negoisasi antara BP Batam dan Melayu Melawan.
Dari pantauan www.batamtimes di lokasi Kapolresta terlihat beberapa kali melakukan negoisasi kepada kedua belah pihak untuk mengkondusipkan suasana yang beberapa kali memanas .
Hasinya karena merasa tidak mampu melawan ,‘Melayu Melawan’pun satu persatu membubarkan diri
Melayu Melawan pulang tangan kosong tanpa ada hasil yang mereka terima , walaupun penyampaian aspirasinya berbagai macam kalimat yang disampaikan.
Pewarta : Angga