Kepala BI Kepri Sebut Pertumbuhan Ekonomi Kepri Turun Pasca Isu Travel Warning

0
490
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepri Gusti Raizal Eka Putra siaran Pers di Grand I hotel Nagoya. Kamis(17/11)

batamtimes.co , Batam – Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepri Gusti Raizal Eka Putra mengatakan bahwa pertumbuhan perekonomian Kepri pada Kwartal III 2016 mengalami penurunan alias melambat 4.64 persen dibandingkan Kwartal sebelumnya 5,02 persen. Salah satu faktornya isu keamanan, sehingga adanya travel warning dan isu teroris di Kepri.

“Dampak pertumbuhan perekonomian Kepri di Sumatra peringkatnya turun jadi keenam yang sebelumnya peringkat tiga,” Kata Gusti saat siaran Pers di Grand I hotel Nagoya. Kamis(17/11).

Kata Dia, pada Kwartal tiga ini dari sisi permintaan, perlambatan ekonomi hampir terjadi disemua komponen utama, Investasi, konsumsi dan aktivitas eksport-import.

Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 7,07% dibandingkan Kwartal sebelumnya 8,58% yang mana ini dipengaruhi konsumsi di bulan ramadhan dan Idul fitri sehingga berimbas langsung terhadap konsumsi makanan dan minuman dari 7,65%(yoy) menjadi 5,50%(yoy).

Investasi menjadi lemah menjadi 0,11%(yoy) yang sebelumnya tumbuh 8,63%(yoy) akibat kontrak PTMB subsektor bangunan sebesar 4,35%(yoy) yang menurun drastis dibanding triwulan sebelumnya 11,32%(yoy). Total ekspor melambat 3,98%(yoy) dibanding sebelumnya tumbuh 5,60%(yoy), kontraksi LN jadi pemicu perlambatan eksport. Import jadi 3,12% yang sebelumnya yang tumbuh 7,45% (yoy).

“Perlambatan disumbang turunnya import antarprovinsi yang dipengaruhi konsumsi rumah tangga,” paparnya.

Ia menjelaskan, dari sesi lapangan usaha, perlambatan ekonomi menekan sektor industri pengolahan, kontruksi dan sektor perdagangan, sektor industri pengolahan tumbuh 4,40% (yoy) yang Kwartal sebelumnya 5,13%(yoy).

Terbatasnya investasi swasta sehingga menekan sektor kontruksi hanya mampu tumbuh 3,94% (yoy) yang triwulan sebelumnya 4,44 (yoy). Semua itu terkonfirmasi dari indikator sektor kontruksi, yaitu pengadaan semen dan kredit kontruksi menurun.

Sektor pedagang besar dan eceran, reparasi mobil, motor menurun, kunjungan Wisman menurun dimana triwulan III hanya 436.867 orang. Dan hanya sektor pertambangan yang mengalami relatif membaik yang ditopang peningkatan lifting minyak bumi serta peningkatan harga minyak.

Sedangkan pendapatan maupun belanja Pemda, imbuhnya, meningkat pada triwulan laporan, dimana realisasi pendapatan sebesar 68,3% dari pagu anggaran, lebih baik dibanding priode sama tahun sebelumnya sebesar 54% dari anggaran.

Membaiknya realisasi pendapatan didukung oleh tranfer dari pemerintah pusat dan peningkatan PAD khususnya dari pajak daerah. Sehingga berimbas terhadap penyerapan anggaran melalui belanja juga meni gkat, belanja Pemda terealisasi 54,6% dari pagu anggaran lebih baik dari priode sebelumnya denga realisasi 43,3%. Sedangkan APBN melalui belanja terealisasi 56,1% dari pagu anggaran,” jelasnya.

Ia mengatakan, Indek Harga Konsumen(IHK) Kepri pada triwulan III 2016 megalami Inflasi sebesar 3,02%(yoy), secara komulatif sampai september 2,28%()td). Secara specialis, inflasi terjadi didua kota yang menjadi basi perhitungan IHK di Kepri. Yaitu Batam sebesar 0n35%(mtm) dan kota Tanjung Pinang sebesar 0,13%(mtm). Komonitas penyumbang inflasi terbesar triwulan III sewa rumah dan cabai merah‎.

Selain itu, lanjutnya, Kinerja perbankan di Kepri mengalami perlambatan pada triwulan ini, namun stabilitas sistem keuangan daerah tetap terjaga dan tercermin dari tingkat kredit bermasalah‎ terjaga pada level aman sebesar 2,40 persen.

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, transaksi tunai maupun tunai non tunai mengalami penurunan. Total outflow Rp2.194 milyar, menurun 24,54,57 persen.

Sedangkan perlambatan kinerja sektor-sektor ekonomi utama menyebabkan penurunan kebutuhan tenaga kerja, sehingga tingkat pengangguran cenderung meningkat dibanding priode yang sama tahun sebelumnya.,” jelasnya.

Ia menambahkan, perekonomian Kepri triwulan ke IV 2016 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,6-5,0%(yoy) yang dipengaruhi masih terbatsnya permintaan eksport dan realisasi investasi yang tidak setinggi perkiraan sebelumnya. Konsumsi diperkirakan menguat ditopang sejumlah ivent pariwisata festifal Bahari Sail Karimata 2016.

Yang akhirnya laju inflasi pada Kwartal IV 2016 diperkirakan akan meningkat, dimana laju inflasi diperkirakan kenaikan harga pangan terutama komoditas holtikultura dan ikan segar yang dipengaruhi cuaca curah hujan tinggi,” pungkasnya.

Pewarta : Adi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here