batamtimes.co , Jakarta – Pada Juni 2016 lalu, terjadi kasus kecurangan dengan modus baru di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-12305 di Jalan Pahlawan, Rempoa, Ciputat. SPBU tersebut menggunakan alat canggih untuk mengakali takaran BBM.
Kecurangan SPBU tersebut sulit dideteksi karena pengelola menggunakan remote control yang dapat mengatur takaran bensin. Ketika konsumen, petugas dari Badan Metrologi, atau Pertamina melakukan uji tera, takaran disetel normal. Tapi ketika konsumen membeli BBM, takaran dikurangi.
Untuk mencegah kecurangan-kecurangan seperti itu, PT Pertamina (Persero) semakin memperketat pengawasan. Sekarang Pertamina bekerja sama dengan lembaga independen. Auditor dari lembaga independen akan menyamar sebagai konsumen biasa ke SPBU-SPBU Pertamina, seperti intelijen.
Dengan begitu, SPBU yang memakai alat canggih pun sulit mengelabui auditor, hanya auditor berseragam yang bisa ditipu dengan mudah.
“Mereka (pengelola SPBU Rempoa) mengakali dari jarak jauh supaya sesuai takaran. Ada beberapa hal yang kita tindak lanjuti. Kita kerja sama dengan lembaga independen, auditor mereka jadi mystery guest yang datang ke SPBU. Pada saat auditor datang memeriksa, baik itu operator atau pekerja SPBU tidak mengenali orang itu sebagai auditor,” kata VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, dalam diskusi di Hotel Accacia, Jakarta, Senin (21/11/2016).
Selain itu, Pertamina juga mempererat kerja sama dengan kepolisian untuk mencegah pengelola SPBU mencurangi takaran bensin. Khusus untuk yang menggunakan alat canggih seperti di SPBU Rempoa, Pertamina melacak pembuatan alat supaya tidak ada lagi yang menggunakannya.
“Kita juga kerja sama lebih erat dengan kepolisian. Kita sampai mengejar dimana remote itu dibuat. Ternyata dari Jawa Tengah, kita lacak mereka jual kemana saja,” ucap Wianda.
Dengan pengawasan yang semakin ketat ini, Wianda memperingatkan para pengelola SPBU Pertamina agar tidak mengakali konsumen. Pertamina akan bertindak tegas pada oknum-oknum yang merugikan konsumen.
“Kita ingin memberi satu pesan kuat kepada oknum-oknum ini agar berpikir kembali. Kita serius menindaklanjuti keluhan konsumen. Kita lakukan pemutusan hubungan usaha, kita tidak main-main dengan yang sifatnya kriminalitas. Kita cek terus. Kita akan kerja sama dengan lebih bnyk lembaga, jangan sampai hak konsumen dikorbankan,” tegasnya. (red/detik)