Polisi : Terduga Teroris Purwakarta Sempat Tinggal di Bandung

0
560
Petugas melakukan olah TKP saat penggeledahan rumah terduga teroris di Desa Tani Mulia, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, 25 Desember 2016. Tiga rumah di tiga lokasi terduga teroris di Kecamatan Padalarang dan Ngamprah digeledah petugas kepolisian. TEMPO

batamtimes.co , Jakarta – Terduga teroris yang ditangkap di Purwakarta sebelumnya pernah menyewa kontrakan di Bandung. Mereka memutuskan pindah karena merasa tidak aman di Bandung.

“Hasil interogasi kami, mereka (terduga teroris) ngekos atau ngontrak di daerah Bandung. Namun, di kontrakan di Bandung, mereka sering dipantau warga,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Rikwanto di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin, 26 Desember 2016.

Rikwanto mengatakan, terduga teroris mengaku warga sering bertanya-tanya siapa saja yang tinggal di kontrakan itu. Mereka pun resah karena warga di sekitarnya banyak bertanya. Itulah alasan mereka kemudian pindah ke kontrakan di Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. “Kami apresiasi masyarakat yang peduli terhadap lingkungannya,” kata dia.

Detasemen Khusus 88 Antiteror melakukan penyergapan terhadap empat terduga teroris di dua tempat berbeda pada Minggu, 25 Desember 2016. Dua terduga teroris, Ivan dan Rijal, dicokok di Jalan Ubrug, Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Keduanya saat ini tengah menjalani pemeriksaan di Markas Komando Korps Brimob, Depok.

Sedangkan dua lainnya, Abu Sofi dan Abu Faiz digerbek kontrakannya di rumah terapung Waduk Jatiluhur. Mereka sempat melakukan perlawanan saat hendak ditangkap, sehingga terjadi kontak senjata. Keduanya tewas dalam penggrebekan itu.

Rikwanto mengatakan mereka tak membayar sewa kontrakan di Waduk Jatiluhur. “Mereka dikasih gratis oleh Abah Oman (pemilik kontrakan),” ujarnya.

Saat ditanya apakah Oman punya keterlibatan terorisme, Rikwanto menjawab, Oman memberi tumpangan gratis atas dasar kemanusiaan. “Dilihat orang ini lusuh jadi diberikan saja, tidak dibayar,” kata Rikwanto menyampaikan alasan Oman tidak menarik bayaran sewa dari terduga teroris itu.

Dalam penggrebekan itu, polisi menemukan barang-barang milik terduga teroris di dalam kontrakan itu. Di antaranya adalah telepon seluler dengan banyak kartu sim, flashdisk, serta buku-buku pelajaran agama. Ada pula catatan-catatan dengan tulisan tangan. “(Catatan ini) sangat penting untuk pengembangan berikutnya,” kata Rikwanto.

Menurut Rikwanto, alasan mereka memilih pindah ke Waduk Jatiluhur karena lokasi itu tenang. “Mereka bisa tenang dan mencari sasaran,” katanya.

Satu waktu, kata Rikwanto, mereka pergi ke daratan untuk menyurvei pos polisi. “Mereka merencanakan serbuan pada malam tahun baru nanti,” ujarnya.

“Berkat kejelian Densus, rencana ini tercium. Mereka dilacak di Bandung, sempat hilang sebentar dan ditemukan kembali di Jatiluhur,” kata Rikwanto menambahkan.

Densus 88, kata Rikwanto, terus mengembangkan penyelidikan dari hasil penangkapan terduga teroris di Purwakarta ini. Menurut dia, masih ada anggota jaringan teroris yang ingin mengganggu kegiatan Natal dan tahun baru, serta ingin menyerang petugas polisi.

Rikwanto menambahkan, sudah menjadi kenyataan selalu ada rekrutmen baru teroris. Ia mengatakan, polisi akan terus melacak keberadaan mereka. Tidak semua daerah terpencil diawasi, tetapi polisi akan bergerak jika menemukan petunjuk.

“Bukan cuma Natal dan tahun baru kami amankan, namun potensi para teroris melanjutkan (serangan) akan kami awasi,” kata Rikwanto. “Syukur-syukur kalau tidak beraksi lagi mereka.”(red/tempo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here