batamtimes.co ,Tanjungpinang – Perekonomian provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih akan mengalami perlambatan di tahun 2017. Pada tahun 2016 perekonomian Kepri hanya tumbuh 5,03%
Hal tersebut dinyatakan langsung oleh Kepala Bank Indonesia perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra. Perlambatan perekonomian itu merupakan faktor musiman yang dialami provinsi Kepri disetiap tahunnya.
Secara keseluruhan pada tahun 2016, perekonomian Kepri hanya tumbuh 5,03% (yoy). Namun pertumbuhan Ekonomi Kepri pada tahun 2016 tersebut sedikit lebih tinggi dibanding Pertumbuhan Nasional sebesar 5,02% (yoy).
“Secara grafis perekonomian di Kepri setiap tahunnya mengalami perlambatan, hal itupun diprediksikan akan terjadi di tahun 2017 mendatang yang diperkirakan akan mengalami perlambatan pada kisaran 4,9 – 5,3% (yoy)” ungkap Gusti saat memaparkan press release pada Senin (20/02) di Best Western Premier Hotel Batam.
Gusti pun menjelaskan, adanya perlambatan perekonomian di Kepri disebabkan dari sisi permintaan yang dipengaruhi oleh pelemahan konsumsi rumah tangga, investasi dan net ekspor. Tak hanya itu, perlambatan ekonomi yang dipengaruhi tingkat permintaan global dan harga minyak yang hingga kini belum membaik secara signifikan, sehingga permintaan di sektor industri masih terbatas.
Sementara laju inflasi pada triwulan pertama tahun 2017 diperkirakan meningkat yang didorong sejumlah komoditas inti dan ‘administared price’.
“Pada Januari 2017, Kepri mencatatkan inflasi 0,71% atau 3,69% (yoy) meningkat dibanding inflasi Desember 2016” tutup Gusti.
(red/sar)