batamtimes.co , Karimun – Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, menyatakan sebanyak delapan ibu rumah tangga (IRT) di daerah setempat tertular penyakit HIV-AIDS sepanjang 2016.
“Penyebab utamanya adanya perilaku yang tidak setia dari pasangannya,” kata Pelaksana Program Pencegahan Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS Dinkes Karimun Syafriadi di Tanjung Balai Karimun, Kamis.
Syafriadi menjelaskan, perilaku tidak setia dari pasangan masih menjadi faktor dominan dalam penularan virus HIV/AIDS.
Berdasarkan catatan Dinkes, kata dia, total warga yang mengidap HIV/AIDS mencapai 1.516 orang, dan didominasi kalangan pekerja swasta dan wiraswasta.
Angka ini tentunya menjadikan kabupaten yang digelar dengan sebutan Bumi Berazam ini berada pada urutan ketiga setelah Tanjungpinang pada urutan kedua dan Kota Batam pada urutan pertama.
Khusus pada 2016, jelas dia, warga yang terjangkit virus HIV tercatat sebanyak 118 orang, menurut 2 hingga 3 persen dibandingkan 2015 yang mencapai 154 kasus.
Dan menurut data yang dimilikinya, para penderita penyakit tersebut justru diderita dari kalangan pekerja swasta maupun wiraswasta.
“Kalau untuk identitas domisili penderita bukan bidang saya yang menanganinya. Ada lagi bidangnya. Saya hanya mendeteksi saja,” katanya lagi.
Dinkes, menurut dia, melakukan upaya pencegahan secara intensif dengan melakukan pengecekan secara langsung terhadap orang yang rentan terjangkit virus mematikan tersebut.
Dia juga mengatakan secara langsung mengambil sampel darah para wanita tukang pijat atau “massage”, penghuni lokalisasi dan pekerja hotel di daerah setempat.
Pihaknya pun melakukan pengecekan secara berkala dengan waktu yang ditentukan dengan menggandeng instansi terkait lainnya.
Kelompok sosial yang rentan terkena virus HIV-AIDS antara lain kelompok perilaku seksual menyimpang, seperti LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender).
“Kelompok-kelompok inilah yang sering terkena penyakit HIV-AIDS,” kata Safriadi.
Tak hanya kelompok LGBT, jenis penyakit serupa juga berlahan-lahan merambah di tengah-tengah masyarakat.
Selain mendata dan mengecek penderita penyakit kelamin tersebut, pihaknya juga turun memberikan konseling dan pengobatan terhadap penderita yang positif menderita penyakit tersebut.
“Dan itu free alias gratis,” katanya.
Pihaknya juga akan melakukan hal yang serupa kepada seluruh pasien yang datang ke posyandu yang tersebar di seluruh kabupaten maritim ini.
Â
Â
(Red/Antara)