batamtimes.co , Batam – Aliran Listrik sempat padam dibeberapa Wilayah di Kota Batam yakni , Batam Centre, Tiban, Batuampar, Tanjungpiayu hingga Batuaji , Minggu (9/4/2017) sekitar pukul 9.15 WIB.Padamnya listrik, tidak hanya terjadi di sebagian besar wilayah Batam,melainkan juga terjadi di Bintan.
General Manager Generation and Transmittion Bright PLN Batam, Hamidi mengatakan, pemadaman listrik itu lantaran ada gangguan teknis di pembangkit Panaran. Penyebabnya karena over frekuensi yang berimbas pada kelebihan beban yang dipikul pembangkit besar seperti di Tanjung Kasam, hingga berakibat pada terputusnya aliran listrik. Saat itu terjadi defisit listrik sebesar 20 Megawatt.
“Sebelum pukul 9.15 itu, operasional listriknya normal untuk Batam dan Bintan. Tapi sekitar pukul 9.15 WIB, terjadi goncangan terkait adanya over frekuensi di kita,” kata Hamidi saat konfrensi pers di Gedung Bright PLN Batam, Minggu (9/4) siang.
Over frekuensi itu pula, yang berakibat pada terputusnya aliran listrik di sebagian besar wilayah Batam. Bahkan meluas sampai ke Bintan. Hingga pukul 13.47 WIB, terkonfirmasi masih ada aliran listrik di beberapa wilayah di Batam yang belum menyala.
Hamidi belum bisa memastikan penyebab gangguan sistem di pembangkit Panaran itu. Apakah ada mesin yang tidak bekerja? Atau karena beban penggunaan listrik masyarakat meningkat atau sebab lainnya.
“Sekarang kita masih cek, masih melakukan analisa titik sumbernya dimana. Ini murni karena gangguan sistem. Bukan karena human error,” ujar dia.
Hamidi melanjutkan, saat ini pihaknya masih melakukan pemulihan di semua pembangkit. Seperti di pembangkit Tanjung Kasam, sekitar pukul 13.06 WIB pihaknya sudah mulai memanaskan kembali batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
“Karena di Tanjung Kasam sempat berhenti tadi, kami butuh waktu enam sampai tujuh jam untuk mengoperasionalkan satu pembangkitnya. Mudah-mudahan saja tak terjadi defisit lagi,” kata Hamidi
Jika defisit berlanjut, imbasnya akan terjadi pemadaman bergilir di Kota Batam pada malam hari. Untuk diketahui, pembangkit listrik di Panaran, memiliki beban puncak 96 Megawatt, sedangkan pembangkit di Tanjung Kasam memiliki beban puncak sebesar 130 Megawatt. Pembangkit listrik di Tanjung Kasam menunjang ketahanan listrik sebesar 30 persen untuk wilayah Batam dan lainnya.
Soal padamnya listrik di sebagian besar wilayah Batam ini juga disesalkan, Sekretaris Bright PLN Batam, Samsul Bahri. Apalagi baru-baru ini tarif listrik Batam mengalami penyesuaian. Ia mengatakan, pada prinsipnya Bright PLN Batam tidak ingin pemadaman listrik tersebut terjadi. Karena akan berakibat pada kerugian in materi dan materi.
“Kami juga tidak mau mati lampu. Kalau listrik padam, nama baik kami juga dirugikan. Karena kami diminta pemerintah yang dituangkan dalam pergub untuk meningkatkan mutu pelayanan ke pelanggan,” kata Samsul.
“Secara materi kami juga dirugikan. Karena untuk memulihkan lagi dari start mesin sampai dia (listrik) menyala, perlu bahan bakar gas, batu bara, BBM,” sambung dia.
Samsul kembali menegaskan, untuk pemadaman listrik memang ada yang terencana dan tidak terencana. Pemadaman yang terjadi pada Minggu (9/4) sekitar pukul 9.15 WIB termasuk pemadaman yang tidak terencana.
“Kami berupaya memberikan yang terbaik. Tapi ada hal-hal di luar kekuasaan kami. Kami tidak bisa hindari kalau terjadi gangguan teknis di pembangkit,” kata Samsul.