batamtimes.co , Batam – Mesin penyuling air laut menjadi air bersih atau “sea water reverse osmosis(SWRO)” di Pulau Belakangpadang Kota Batam hingga kini masih dalam persiapan teknis, dan belum dapat digunakan secepatnya.
“Belum dapat digunakan, masih persiapan teknis. Ternyata tidak semudah itu,” kata Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam, Suhar di Batam, Kepulauan Riau, Minggu.
Sebenarnya bangunan SWRO yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum telah selesai secara fisik, termasuk waduk yang akan menampung air hasil pengolahan. Namun, masih ada bagian mesin yang disempurnakan, sehingga pengoperasiannya berlarut.
Padahal, tahun ini Pemkot menganggarkan Rp1 miliar untuk menambah jaringan air bersih SWRO ke rumah-rumah warga di Pulau Belakangpadang yang berseberangan dengan Singapura itu.
Jaringan berupa pipa air bersih akan disambungkan langsung hingga ke rumah warga agar masyarakat pulau penyangga itu tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih.
Pemerintah kota tidak mengenakan biaya dari warga untuk pemasangan sambungan air baru itu, karena semuanya sudah ditanggung oleh pemerintah dari APBD.
Masyarakat hanya membayar biaya pemakaian air yang digunakan, sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Camat Belakangpadang menyatakan, dari dana Rp1 miliar yang disiapkan pemerintah, seluruhnya akan digunakan untuk penyambungan 500 jaringan baru untuk dua kelurahan di Pulau Belakangpadang, yaitu Sekanak Raya dan Tanjung Sari Kecamatan Belakangpadang.
Pemerintah menambah sambungan air SWRO masing-masing 300 rumah di Kelurahan Sekanak Raya dan 200 rumah di Kelurahan Tanjung Sari.
Pada 2016, pemerintah pusat sudah menyambung 200 jaringan SWRO di Kelurahan Sekanak Raya. Pemkot Batam juga menyambung 50 jaringan SWRO di kelurahan.
(red / Adi)