batamtimes.co , Batam – Badan Pengusahaan Batam menggandeng Korea Selatan untuk membangun instalasi pengelolaan air limbah rumah tangga dengan proyek senilai 43 juta dolar Amerika yang didanai melalui pinjaman “Economic Development Cooperation Fund” (EDCF) Korea.
“Pembangunan fisik akan mulai dilakukan 13 April 2017 di Bengkong Sadai Batam. Ini merupakan proyek tahap pertama untuk mengelola limbah rumah tangga kawasan Batam Centre yang selama ini mengalir ke Waduk Duriangkang,” kata Deputi 4 Badan Pengusahaan Batam, Purba Robert M Sianipar di Batam, Selasa.
Rencana tersebut, kata dia, sudah digagas sejak 2011 pada saat Pemerintah Korea Selatan dan Badan Kerjasama Internasional Korea Selatan (Korea International Cooperation Agency/Koica) melakukan kajian di Batam.
“Pembangunan WWTP (waste water treatment plant/IPAL) karena Batam tak lagi memiliki kemampuan mengolah limbahnya sendiri. Jumlah limbah domestik dari kegiatan mandi, cuci, kakus (limbah domestik) bertambah setiap hari akibat pesatnya pertumbuhan penduduk Batam,” kata dia.
Pembangunan WWTP baru juga dalam rangka pengamanan waduk dari limbah domestik, penataan sanitasi pemukiman penduduk dan penyehatan lingkungan permukiman, dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat Batam sehingga masyarakat dapat menjadi lebih produktif dengan sistem pengelolaan air limbah permukiman yang ramah lingkungan, serta peningkatan estetika lingkungan.
“Jadi proyek ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas air dan kesehatan masyarakat berdasarkan penetapan rencana sarana air limbah dan perlindungan terhadap sumber daya air. Selain itu proyek ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan sarana pengolahan air limbah dengan percepatan pembangunan sanitasi permukiman,” kata Robert.
Kepala Bidang Pengelolaan Limbah BP Batam, Iyus Rusmana mengatakan pembangunan IPAL rencananya dibangun di lahan seluas 7 hektare Bengkong Sadai.
Pengolahan limbah nantinya akan dilakukan secara menyeluruh melalui jaringan perpipaan yang terintegrasi. Limbah tersebut akan diolah hingga kadar polutannya memenuhi baku mutu lingkungan.
“Sambil berjalan pembangunan kami akan cari kemungkinan terbaik apakah akan dialirkan kelaut atau digunakan kembali. Karena jika dibuang ke laut juga rugi,” kata dia.
Pada tahap pertama fase 1, pembangunan direncanakan di kawasan Batam Centre dengan area pelayanan seluas 18,379 kilometer persegi dari total area 38,963 kilometer persegi, yang meliputi Teluk Tering, Sei Panas, Taman Baloi, Baloi Permai dan Sukajadi dengan jumlah penduduk yang akan terlayani sebanyak 126.092 jiwa dengan debit air limbah sebanyak 19.280 meter kubik per hari (debit hari maksimum). Diharapkan pada 2019, tahap pertama fase 1 akan selesai.
Pada tahap ini akan dibangun jaringan pipa sanitasi air limbah sepanjang 114 kilometer, penyambungan pipa sambungan rumah sebanyak 11.000 rumah tangga dan terdapat 5 relay pumping station.
Proyek ini ditargetkan pada penyelesaian tahap I berkapasitas mengelola limbah cair 20.000 m3/hari (230 lt/dtk) dari kapasitas sebelumnya yang hanya 33 liter per detik sejak dibangun pada 1995.
Pihak Kontraktor Asal Korea yang juga datang di BP Batam mengatakan akan melakukan pembangunan sebaik mungkin agar selesai sesuai kontrak yaitu akhir 2019.
Perwakilan kontraktor, Kim mengatakan teknologi tinggi yang digunakan sangat mudah untuk diterapkan dan mudah dalam perawatan.
(red/ant)