Polisi Meringkus 28 Orang Remaja Diduga Geng Motor,Tak Segan Membunuh Korban

0
533
Kepolisian meringkus 28 orang diduga pelaku kejahatan jalanan atau geng motor dalam dua pekan terakhir (foto : Merdeka)

batamtimes.co , Jakarta – Kepolisian meringkus 28 orang diduga pelaku kejahatan jalanan atau geng motor dalam dua pekan terakhir. Para pelaku bahkan dalam aksinya tak segan bertindak sadis hingga membunuh para korbannya.

“Mereka tak segan membunuh atau melukai korbannya. Sadis juga para pelaku ini,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (2/6).

Iriawan menegaskan keberadaan geng motor memang menjadi perhatian khusus belakangan ini. Sebab, banyak masyarakat di wilayah hukumnya merasa cemas dengan kejahatan jalanan. Mayoritas pelaku juga diketahui masih berusia remaja.

“Di mana dari pelaku berandalan motor 28 orang, memang menjadi perhatian kita bersama karena perilaku atau perbuatannya yang cukup meresahkan masyarakat, kita sudah melakukan langkah-langkah represif,” tegasnya.

Adapun motif para pelaku, kata Iriawan, hanya untuk mencari jati diri. Namun, mereka juga tidak segan melakukan perampasan dengan kekerasan. Hasil kejahatan mereka bahkan bisa mencapai Rp 4 juta lebih dalam sehari.

“Mereka mencari jati diri, kalau bisa melukai itu pangkatnya tinggi, jadi naik. Sehingga mereka mengambil dan melukai. Mereka rata-rata dapat handphone atau motor, kalau dijual ponsel bisa Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta, kalau sehari dapat empat itu bisa Rp 4 juta, belum kalau motor itu bisa mereka preteli dan dijual. Jadi mereka punya nilai di mata teman-temanya,” jelas Iriawan.

Dalam penangkapan tersebut, polisi juga menyita sejumlah senjata tajam digunakan para pelaku saat beraksi. Semua sajam diketahui merupakan modifikasi.

Dalam hal ini Iriawan juga berpesan agar orangtua agar selalu memberikan pendampingan kepada anak-anaknya.

“Bagi orangtua kami mengimbau untuk bisa memonitor kegiatan anak-anaknya, memang ini banyak yang lepas dari pantauan orangtua, rata-rata mereka sudah beberapa orang berpisah antara ayah dan ibunya, sehingga mungkin tidak ada kasih sayang atau pantauan dari orang tua,” terangnya.

(red/merdeka)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here