50 Ivestor Singapura Ditawarkan Berinvestasi ke Tanjungpinang

0
466

Batamtimes. Co, Singapura, 17 Desember 2018. Sebanyak 50 investor dan pelaku usaha asal Singapura hadir pada kegiatan “Tanjung Pinang Investment Forum 2018” yang diadakan di Hotel Pan Pacific Singapura. Kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara KBRI Singapura dan Badan Pengusahaan (BP) Tanjung Pinang, yang secara khusus menawarkan paket investasi di Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/ FTZ) Tanjung Pinang, pulau Bintan.

Dubes RI Singapura, Ngurah Swajaya bersama Kepala BP Tanjung Pinang Den Yealta meyakinkan investor untuk berinvestasi di Kawasan Perdagangan Bebas yang dikelola BP Tanjung Pinang. “Ada dua kawasan FTZ yang kami tawarkan ke investor Singapura, yaitu, FTZ Dompak dan FTZ Senggarang” papar Kepala BP Tanjung Pinang, Den Yealta. “Untuk kawasan FTZ Dompak fokus pada pengembangan cluster industri halal, dan industri komestik seluas 100 hektar dan memiliki nilai USD 115 juta. Sementara untuk kawasan FTZ Senggarang kita sudah mempersiapkan lahan seluas sekitar 25 hektar dengan nilai USD 12 juta, rencananya kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan resort bagi pensiunan (elderly residence) asal Singapura dan RRT”, tambahnya.

Sementara Dubes RI Singapura, Ngurah Swajaya juga meyakinkan investor asal Singapura bahwa FTZ yang dikelola BP Tanjung Pinang merupakan bagian dari kerangka kerjasama atau Working Group (WG) Batam, Bintan, Karimun (BBK) RI-Singapura. “Kerjasama investasi BBK merupakan prioritas bagi kedua negara, dan kawasan BBK ini memiliki nilai strategis yang sangat tinggi, karena letak geografisnya yang berada antara Singapura dan Malaysia”, serta dekat dengan hub lalu lintas udara dan laut, ujarnya. “Selain itu, seiring dengan berlanjutnya ketidak-pastian kondisi bisnis dunia akibat retorika perang dagang antara RRT dan AS, kesiapan kawasan industri BBK, khususnya Tanjung Pinang harus dapat mengantisipasi trend relokasi kawasan industri baik dari RRT, Taiwan dan Asia Timur lainnya ke Batam, Bintan dan Karimun, khususnya Tanjung Pinang. Peluang lainnya adalah menjadikan Tanjung Pinang sebagai production base untuk pasar ASEAN dengan 630 juta penduduk serta mengantisipasi penyelesaian perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) pada tahun 2019 sebagai kerja sama ekonomi komprehensif terbesar di dunia”.

Dubes Ngurah juga menyambut baik penawaran paket investasi BP Tanjung Pinang yang konkrit dan fokus disesuaikan keunggulan wilayahnya, terutama untuk pengembangan kawasan khusus retirement resort untuk menampung silver hair generation atau kalangan pekerja Singapura yang akan memasuki masa-masa pensiun. “Kita berharap pengembangan kawasan residensial ini dapat terintegrasi dengan pengembangan rumah sakit, fasilitas medis, riset dan pendidikan terpadu”, ujarnya.

Sedikitnya 5 investor Singapura menyatakan minatnya untuk mengembangkan retirement resort dan kawasan kesehatan terpadu bagi kalangan lansia. “Paket investasi ini sangat menarik, karena saat ini demand untuk tempat peristirahatan bagi lansia merupakan pasar yang cukup menjanjikan dan pemerintah RI juga sudah memiliki kebijakan visa lansia yg memungkinkan masa tinggal di Indonesia dalam waktu cukup lama. Kita berharap pengembangan kawasan semacam ini terintegrasi dengan, pengembangan kawasan terpadu rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya””, ujar Zhang Handong dari Zhejian Commercial. Sementara, Robby Asianto pelaku usaha diaspora Indonesia di Singapura juga menyatakan minatnya untuk mengembangkan wilayah FTZ Senggarang. “Tipe resort seperti ini memang sedang diminati banyak oleh orang Singapura”, jelasnya.

Sementara perwakilan dari Singapore Malay Chamber of Commerce and Industry (SMCCI), Muhammad Abdul Kadir, menyatakan minat dari organisasinya untuk mengembangkan wilayah FTZ Dompak, dengan kombinasi cluster industri halal dan kosmetik Islami. “Kedekatan geografis antara Tanjung Pinang dengan Singapura dan Malaysia, dapat dijadikan tempat untuk pengembangan industri manufaktur dengan pangsa pasar masyarakat melayu baik di Singapura ataupun di Malaysia”, ucapnya.

Dubes Ngurah berharap apa yang dilakukan oleh BP Tanjung Pinang dapat dicontoh oleh Pemerintah Daerah yang lain. “Kita sekarang harus merubah paradigma, bukan hanya menjual potensi, namun harus menjual paket investasi konkrit dengan kemudahan baik iklim perijinan maupun infrastruktur penunjang dan bukan saja bicara potensi secara umum, namun kebih mendorong agar kegiatan ini menimbulkan kontak yang selanjutnya menjadi kontrak”, ujar Dubes Ngurah. Diharapkan dengan adanya sinergi yang kuat antara KBRI Singapura, BP Tanjung Pinang dan stakeholders terkait lainnya, investor semakin yakin untuk menanamkan modalnya di Tanjung Pinang.

(red/KBRI SINGAPURA) 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here