Biaya Transportasi Pengaruhi Kenaikan Harga

0
584

Batam-Pemerintah Provinsi Kepri (Pemprov) menggelar pertemuan High Level Meeting Tim Pengendalian inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepri Tahun 2019, Selasa (21/5) di ruang rapat utama Kantor Gubernur Provinsi Kepri di Dompak. Pertemuan yang dihadiri perwakilan kepala daerah Kabupaten/Kota se Provinsi Kepri ini membahas tentang fokus strategi antisipasi resiko inflasi pada ramadhan dan lebaran 1440 Hijriah. Rapat yang dipimpin Sekdako Provinsi Kepri, Arif Fadillah ini dihadiri oleh Gubernur Provinsi Kepri, Nurdin Basirun.

Dalam pertemuan itu masing-masing perwakilan kepala daerah melaporkan tentang strategi menekan harga pasar dalam rangka ramadhan dan lebaran. Selain itu juga melaporkan ketersediaan bahan pokok di masing-masing daerah. Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri, Zulkipli, perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, Gunawan pun memaparkan tentang kondisi inflasi di Provinsi Kepri.

Walikota Batam, Muhammad Rudi yang diwakili Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Batam, Jefridin menyampaikan bahwa ketersediaan bahan pokok di Kota Batam hingga habis lebaran masih aman. Untuk beberapa komuditi diakuinya harga masih relatif aman kecuali harga cabe. Kenaikan harga cabe di pasar disebabkan tingginya biaya transportasi yang mencapai Rp25 ribu per Kg. Ditambah biaya sewa gudang di bandara juga menjadi salah satu alasan pedagang menaikkan harga cabe.

“Salah satu upaya yang dilakukan Pemko Batam untuk menekan inflasi adalah dengan menggelar pasar murah TPID yang sudah dilakukan menjelang ramadhan, dan saat ini juga masih berlangsung pasar murah TPID. Menjelang lebaran akan kita gelar kembali pasar murah TPID ini. Pak Wali juga sudah mengundang distributor untuk menyelenggarakan pasar murah ini, dan mereka bersedia menjual dengan harga di bawah harga pasar,” jelas Jefridin.

Selama pasar murah TPID berlangsung dijelaskannya bahwa antusias masyarakat sangat tinggi. Karena selisih harga cukup besar dibandingkan dengan harga pasar. Harga daging beku misalnya, di pasar murah TPID dijual Rp70 ribu per Kg, selisih dengan harga pasar Rp10 ribu per Kg.

Ia juga menyampaikan bahwa diawal puasa Tim Satgas Pangan Kota Batam juga sudah melakukan roadshow dan sidak ke distributor. “Untuk ketersediaan pasokan hanya harga cabe saja karena menyangkut transportasi. Pak Wali juga sudah menyurati Mentri Perhubungan dalam hal kenaikan harga tiket pesawat yang tinggi dan bagasi berbayar ini,” papar mantan Kadispenda Kota Batam ini.

Sama halnya dengan Kota Batam, Kabupaten/Kota lainnya juga mengalami beberapa kendala terkait ketersediaan dan harga bahan pokok d daerahnya. Di Kabupaten Natuna misalnya, harga gula memcapai Rp15 ribu per Kg.

Menanggapi laporan dari masing-masing perwakilan kepala daerah kabupaten/kota se Provinsi Kepri, Gubernur Provinsi Kepri, Nurdin Basirun berjanji akan melaporkan hasil rapat ini ke pimpinan tertinggi. Terutama terkait kenaikan harga cabe yang disebabkan karena tingginya biaya transportasi. Jika kenaikan harga disebabkan oleh kondisi cuaca maka hal ini dapat dimaklumi, namun jika menyangkut kebijakan menurutnya perlu dibahas lebih lanjut.

“Kita sering mendorong petani untuk produksi cabe. Kita turun ke lapangan agar petani mau bercocok tanam cabe,” katanya.

Kepada Pemko Batam yang selalu memggelar operasi pasar, Nurdin menyampaikan ucapan terimakasih. Meski tidak bisa menyelesaikan persoalan secara permanen namun ini sangat membantu masyarakat terutama menjelang lebaran. Namun pasar murah yang digelar kabupaten/kota menurutnya menjadi penyumbang untuk menekan angka inflasi.

Nurdin juga menyorot harga gula yang tinggi di Kabupaten Natuna. Ia khawatir harga gula di Natuna bisa mencapai Rp20 ribu per Kg menjelang lebaran nanti. Kepada Bulog Nurdin juga berpesan agar tidak mahal menjual beras kepada masyarakat. Bea Cukai juga diharapkan agar menghibahkan hasil tangkapannya kepada masyarakat dari pada dimusnahkan. Namun tetap mengacu pada ketentuan yang ada dalam pelaksanaannya.

“Jasa transportasi juga harus kita dorong untuk berperan agar kstabilan harga tetap terjaga. Bagaimana harga pengiriman barang tidak mahal namun tentu tidak merugikan pihak penyedia jasa,” paparnya.

Dari paparan yang disampaikan Kepala BPS Provinsi Kepri, Zulkifli bahwa inflasi Kota Batam per April 2019 0,51. Sementara inflasi Kota Tanjung Pinang periodesasi yang sama berada diangka 0,37. Katanya, inflasi Kota Batam masih lebih tinggi jika dibandingkan inflasi Kota Tanjung Pinang. Sementara perwakilan BI memberikan empat rekomendasi untuk pengendalian inflasi di Provinsi Kepri. Pertama keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.

(red/ Veri gulo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here