Singapura- Sekitar 40 investor dan pelaku usaha asal Singapura hadir pada kegiatan “Karimun Investment Meeting and Gala Dinner 2019”yang diadakan di Tower Club, Singapura, 19 Juni 2019. Kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara KBRI Singapura dan Badan Pengusahaan (BP) Karimun, yang secara khusus menawarkan paket investasi di Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/ FTZ) Karimun.
Dubes RI Singapura, Ngurah Swajaya, bersama Kepala BP Karimun, Cendra, meyakinkan investor Singapura mengenai potensi investasi yang didukung kondisi yang kondusif terkait ketersediaan SDM dan kedekatan geografis dengan Singapura.
Kepulauan Karimun merupakan salah satu prioritas kerja sama bilateral RI-Singapura dalam konteks pengembangan Batam, Bintan, Karimun (BBK) pada bidang investasi, perdagangan dan pariwisata. Cendra menjelaskan ada tiga proyek yang kami tawarkan ke investor Singapura, yaitu integrated warehouse complex, PT. Kinaka Shipyard, dan modern factory of pineapple products. “Integrated warehouse complex fokus pada oil and gas dan marine industries seluas 30 hektar dan memerlukan investasi sebesar USD 12 juta.
PT. Kinaka Shipyard yang terletak di Teluk Paku, Meral Barat, memiliki area seluas 20 hektar membutuhkan investasi sebesar USD 20 juta. Sementara untuk modern factory of pineapple products memiliki ketersediaan lahan sampai dengan 2.000 hektar. Rencananya industri ini akan dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan pasar domestik, Singapura, dan Malaysia”, tambahnya.
Sementara Dubes RI Singapura, Ngurah Swajaya, juga meyakinkan investor asal Singapura bahwa iklim investasi di Indonesia sangat kondusif dengan beberapa indikator positif seperti peningkatan indeks kompetitif, grade investasi dan stabilitas politik serta pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Stabilitas politik terjaga baik dan keberhasilan pelaksanaan pemilu damai dan pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia menjadi beberapa faktor penunjang potensi investasi di Indonesia. Beberapa investasi besar yang sudah beroperasi di Karimun antara lain galangan kapal, oil tanking dan fasilitas industri pembangunan platform pengeboran minyak dan gas bumi.
FTZ yang dikelola BP Karimun merupakan bagian dari kerangka kerja sama atau Working Group (WG) Batam, Bintan, Karimun (BBK) RI-Singapura (RISING).
“Kerja sama investasi BBK merupakan prioritas bagi kedua negara, dan kawasan BBK ini memiliki nilai strategis yang sangat tinggi karena letak geografisnya yang berada antara Singapura dan Malaysia”, serta dekat dengan hub lalu lintas udara dan laut, ujarnya”. Dubes Ngurah juga menyambut baik penawaran paket investasi BP Karimun yang konkrit dan fokus yang disesuaikan keunggulan wilayahnya.
Ada sekitar 20 investor Singapura menyatakan minatnya untuk meninjau secara langsung ketiga proyek yang ditawarkan Kawasan Perdagangan Bebas yang dikelola BP Karimun pada tanggal 20 Juni 2019.
Dubes Ngurah berharap apa yang dilakukan oleh BP Karimun merupakan contoh yang baik.
“Kita sekarang harus merubah paradigma, bukan hanya menjual potensi, namun harus menjual paket investasi konkrit dengan kemudahan, baik perijinan maupun infrastruktur penunjang dan bukan saja bicara potensi secara umum, namun kebih mendorong agar kegiatan ini menimbulkan kontak yang selanjutnya menjadi kontrak”, ujar Dubes Ngurah.
Diharapkan dengan adanya sinergi yang kuat antara KBRI Singapura, BP Karimun dan stakeholders terkait lainnya, investor semakin yakin untuk menanamkan modalnya di Karimun.
(Red/ PENSOSBUD/EKONOMI – KBRI SINGAPURA)