Surabaya- Personel Polrestabes Surabaya berhasil mengamankan berbagai atribut berbau separatisme, beserta puluhan senjata tajam dan bom molotov di Asrama Mahasiswa Papua yang berada di Jalan Kalasan, Surabaya.
Pengamanan bom molotov dan sajam itu bermula, mahasiswa Papua nyaris terlibat bentrok dengan beberapa organisasi masyarakat di Surabaya, Sabtu,(17/8/2019).
Danramil 0831/02 Tambak Sari, Mayor Inf NH. Irianto membenarkan beberapa alat bukti berupa sajam hingga bom molotov yang disita dari asrama tersebut.
“Tadi bapak Wakapolrestabes juga datang langsung ke lokasi bersama tokoh masyarakat Tambak Sari,” ujar Irianto ketika dihubungi melalui ponsel miliknya kepada batamtimes.co.
Tidak hanya itu saja, sebelum dilakukan sterilisasi oleh pihak Kepolisian, keributan pun sempat terjadi antara massa dengan mahasiswa Papua.
“Kurang lebih 30 mahasiswa Papua yang tinggal di luar Asrama, tiba-tiba masuk menggunakan motor. Nerobos gerumbulan massa,” ungkapnya.
Untuk diketahui, keributan antara ormas dan mahasiswa Papua itu berawal
ketika para penghuni asrama menolak untuk memasang bendera Merah Putih
di halaman asrama.
Aksi penolakan itu, ternyata memicu reaksi keras dari berbagai kelompok masyarakat di Surabaya. “Informasinya seperti itu. Padahal sebelumnya, tiga pilar Tambak Sari, sudah memberitahukan ke para penghuni asrama untuk memasang bendera Merah Putih sebagai bentuk penghormatan perayaan HUT RI,” jelas Danramil 0831/02 Tambak Sari, Kodim Surabaya Timur ini.
(red/ GM)