Mendikbud : Anggaran Program Digitalisasi Sekolah Dari Dana BOS

0
768

Natuna (BT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengembangkan program Digitalisasi Sekolah. Alokasi dana pengembangan program tersebut disiapkan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof.Dr.
Muhadjir Effendy, disaat acara peluncuran Digitalisasi Sekolah di Gedung Serbaguna Sri Serindit Jalan Yos Sudarso, Ranai, Natuna, Kepri, Rabu (18/09/2019) Pukul 14.15 Wib.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof.Dr.
Muhadjir Effendy, disaat acara peluncuran Digitalisasi Sekolah di Gedung Serbaguna Sri Serindit Jalan Yos Sudarso, Ranai, Natuna, Kepri, Rabu (18/09/2019) Pukul 14.15 Wib.

Menurutnya saat ini Mendikbud masih menghadapi problem banyaknya guru guru honorer disekolah dimana gaji guru honorer diambil dari Dana BOS.

Sehingga peruntukan dana BOS untuk operasional Sekolah tidak mencukupi pada akhirnya perawatan Sekolah tidak terurus.

Untuk menghadapi problem guru honorer tersebut Mendikbud sedang memperjuangkan agar gaji guru honorer mulai Tahun 2020 tidak lagi dari dana BOS.

Akan tetapi diambilkan dari dana Dana Alokasi Umum (DAU) juga berlaku dengan PNS lainya. Jika hal tersebut sudah mendapat kepastian.

Mendikbud serahkan Sarana TIK yang diberikan berupa personal komputer, Laptop, LCD, Rutter dan External Hardis. Untuk saat ini akan dibagikan ke 38 sekolah sedangkan untuk siswa 25 SD, 9 SMP, 3 SMA dan 1 SMK.

Maka Dana BOS tidak lagi digunakan untuk gaji honorer tetapi dialihkan untuk pembiayaan fasilitas Digitalisasi Sekolah ini, terangnya.

Menteri Muhadjir Effendy menegaskan platform Digitalisasi Sekolah ini berjalan bukan berarti proses belajar mengajar konvensional tidak berlaku. Tetapi harus tetap berjalan karena itu penting, sebab tatap muka antara siswa dan guru masih menjadi cara yang paling baik, tepat untuk mendidik anak dalam membentuk karakter siswa.

Karena itu peranan guru kedepan bukan lagi sebagai mengajar tapi dia harus menguasai sumber-sumber dimana siswa harus belajar.

” Saat ini siswa bisa belajar dari mana saja, apalagi nanti di program Digitalisasi Sekolah bisa langsung melakukan komunikasi dengan siapa saja,” ucapnya.

Mendikbud Tandatangani prasasti disaksikan Bupati Hamid Rizal dan FKPD di Gedung Serbaguna Sri Serindit Jalan Yos Sudarso Ranai, Natuna.

Salah cara untuk membendung siswa belajar agar tidak liar mencari sumber belajar yang lain diluar, kontrol para guru jadi tugas guru sebagai penghubung belajar dan memfasilitasi melalui jaring internet Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Oleh sebab itu kata Muhadjir guru dituntut untuk bisa menguasai teknologi dan Informasi terlebih sudah diberikan fasilitas disekolah, harus berlatih melalui instruktur atau berlatih diri sendiri, kolega maupun perkumpulan guru.

” Guru harus terus belajar jangan sampai siswa lebih pintar dari gurunya,” ungkapnya

Dia berharap dengan adanya Digitalisasi Sekolah ini semua guru mau berubah apalagi saat ini eranya sudah berubah. Jadi kuncinya program Digitalisasi Sekolah berhasil atau tidaknya tergantung pada guru-gurunya, pungkas Mendikbud.

Ditempat yang sama Sekjend Kemendikbud RI, Didik Suhardi menyampaikan, peluncuran digitalisasi sekolah ini ditandai dengan penyerahan bantuan sarana pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kepada sekolah dan tablet kepada siswa Kelas VI, VII, dan Kelas X pada sekolah-sekolah terpilih.

Sarana TIK yang diberikan berupa personal komputer, Laptop, LCD, Rutter dan External Hardis. Untuk saat ini akan dibagikan ke 38 sekolah sedangkan untuk siswa 25 SD, 9 SMP, 3 SMA dan 1 SMK.

Tablet akan diberikan kepada siswa sebanyak 1.142 siswa tersebut terdiri dari 508 siswa SD, 303 siswa SMP dan 228 siswa SMA dan 103 siswa SMK, paparnya.

Melalui sarana ini para siswa akan mendapat pembelajaran yang mengasyikan, menyenangkan dan sekaligus membuka wawasan siswa untuk menjelajahi dunia Pendidikan dan Kebudayaan.

Hal ini sebut Didik merupakan terobosan baru didunia pendidikan yang memamfaatkan teknologi dan informasi dalam berbagai aspek pembelajaran. Kelebihan sistim ini adalah mempermudah proses belajar mengajar siswa dan guru akan mudah mengaskses semua bahan ujian atau jaringan.

” Bukan hanya untuk siswa, guru, kepala sekolah serta seluruh unsur pendidikan dapat mengaskses Digitalisasi Sekolah,” terangnya.

Selain itu kata Didik komunitas guru juga dapat saling bekerjasama membuat materi pembelajaran digital bahan ajar yang sudah dibuat kedalam jaringan untuk digunakan bersama.

Membuat test ujian harian dan melaksanakanya secara bersama lintas sekolah dengan online maupun offline. Melalui Digitalisasi Sekolah ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berharap, bahwa guru dan siswa di Natuna dapat mewujudkan konsep pembelajaran pola baru dan Kualitas pendidikanya tidak kalah dengan Kualitas pendidikan di Pulau Jawa.

Selain peluncuran Digitalisasi Sekolah juga dilakukan program Indonesia Pintar,
untuk digitalisasi sekolah meliputi 36.381 sekolah di seluruh Indonesia dengan siswa 1.753.000.

Ditahun 2020 akan diperbanyak bukan hanya mengandalkan dana BOS, pos kinerja tapi juga akan menggunakan Dana lain yang ada di APBN.

Juga akan dilakukan percepatan pencairan program Indonesia Pintar hari ini sudah berkumpul 400 siswa SD, SMP, SMA dan SMK termasuk paket kesetaraan.

Dan kompetensi peningkatan pembelajaran diluncurkan pelatihan ini diharapkan para guru dan siswa akan belajar tentang bagaimana menggunakan proses belajar mengajar dengan membiasakan belajar kritis, kreatif berpikir luas untuk menyongsong Masa depan yang lebih baik, tandasnya.

(Red/Pohan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here