Batam – Malam Puncak Batam Batik Fashion Week (BBFW) 2019 berlangsung meriah. Digelar di Ballroom Best Western Premiere Panbil, Minggu (17/11/2019) malam, pagelaran busana berbahan batik Batam ini mengusung tema “The Beauty of Batik Batam”.
Fashion show batik Batam ini menampilkan hasil karya pengrajin batik berkolaborasi dengan tujuh desainer. Kesemua pelaku ekonomi kreatif ini adalah pemuda Batam binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).
Puluhan karya busana berbahan baku batik Batam ini diperagakan para model di atas catwalk dengan iringan musik dari disc jockey. Model pakaian yang ditampilkan beragam. Semakin cantik dengan warna-warni cerah batik yang menggambarkan berbagai motif. Seperti motif ikan marlin, gonggong, terumbu karang, dan hewan laut lainnya.
Tak sekadar dipamerkan, tamu undangan Malam Puncak BBFW 2019 ini sebagian besar juga sudah mengenakan busana batik Batam.
“Saya berdiri di sini karena saya ada tim. Sebelah kiri saya pengrajin yang saya bina lebih kurang 3 tahun. Sebelah kanan saya desainer muda. Semua anak Batam sendiri,” tutur Ketua Dekranasda Batam, Marlin Agustina Rudi.
Dekranasda, sambungnya, sudah punya binaan tetap. Seperti di pesantren dan sekolah-sekolah. Selain pengrajin batik yang menekuninya sebagai profesi.
Pada kesempatan tersebut, Marlin meminta bantuan seluruh warga Batam untuk mempromosikan batik Batam. Karena motif yang ditawarkan seluruhnya adalah kreasi anak Batam.
“Mari membatik. Mari memakai batik Batam. Terima kasih kepada Bapak Walikota yang selalu mendukung program Dekranasda sehingga bisa melakukan semua ini. Jom kita memakai batik Kota Batam,” ajak istri Walikota Batam ini.
Walikota Batam, Muhammad Rudi dalam sambutannya juga menyampaikan hal senada. Ia mengajak pelaku usaha pariwisata seperti perhotelan agar pegawainya menggunakan batik Batam.
“Ayo cintai produk Batam. Beli, kenakan. Mulai 1 Januari kita juga akan mewajibkan pegawai Pemko untuk pakai batik Batam ini. Kita membantu pengrajin juga. Sehingga ekonomi masyarakat bisa hidup,” ujarnya.
Rudi mengatakan saat ini Pemerintah Kota Batam sedang mengembangkan pariwisata. Dan peran pengrajin batik di sini adalah menyediakan buah tangan bagi wisatawan.
“Batik Batam tak cukup pasarnya lokal. Di Batam mal modern banyak sekali. Maka mari kita buat mal tradisional seperti di negara lain. BP Batam saya minta siapkan lahannya, tak boleh terlalu ujung, di tengah kota kita cari. Dan harus dikuasai pemerintah, supaya sewa murah, produknya bisa dijual dengan harga murah untuk wisatawan,” kata Rudi.
Pada malam puncak BBFW 2019 ini juga diserahkan penghargaan kepada empat pengrajin batik baru di Kota Batam. Mereka sudah mengikuti berbagai pelatihan dan pembinaan. Hingga sudah menerbitkan merk batik sendiri. Penerima penghargaannya yaitu Yayasan Pendidikan Islam Al-Ukhuwah Batam, Batik Tanjung, Batik Macening, dan Kinayo Batik.
Selain itu juga diumumkan pemenang lomba desain motif batik Batam 2019. Pemenangnya yakni Mahendra Kurniawan dengan tema motif Ikan Marlin sebagai juara Harapan 3, Leni Mustika Sari tema Ikan Marlin sebagai juara Harapan 2, dan Nunung Sulistyanto tema Pohon Bakau sebagai juara Harapan 1.
Selanjutnya juara 1, 2, dan 3 berturut-turut Teguh Purnama untuk batik bermotif Ikan Marlin, Teguh Purnama untuk batik motif Daun Sirih, serta Nunung Sulistyanto untuk batik motif Terumbu Karang.
(red/MCB)