Emrus Sihombing Sarankan Budi Gunadi Mundur dari Wakil Komut Pertamina

0
616

Jakarta – Pakar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Dr Emrus Sihombing mengatakan, ada ketidak laziman dalam managemen organisasi terkait pengangkatan Budi Gunadi sebagai Wakil Komisaris utama (Komut) PT. Pertamina (persero) sementara yang bersangkutan duduk sebagai Wakil menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Emrus menjelaskan, dalam organisasi yang linier seperti ini tidak lazim jika jabatan Wamen dan wakil Komut Pertamina dipegang oleh orang  yang sama.

“Suatu saat pasti akan mepempengaruhi psikologis yang bersangkutan. Karena, dia menjadi bos. Suatu saat juga dia bisa menjadi anak buah,” jelas Emrus saat dihubungi wartawan Selasa (26/11/2019) malam.

Untuk itu, Emrus memberikan dua solusi agar tidak terjadi beban psikologis terhadap
mantan Direktur Utama PT Inalum (Persero) ini.

Solusi pertama, kata Emrus, Budi Gunadi harus secara ksataria mengundurkan diri dari jabatan Wakil Komisaris PT Pertamina.

“Sebaiknya pak Budi Gunadi mundur dari jabatan Wakil Komut Pertamina. Karena, tidak mungkin dia mundur dari Wamen BUMN,” ujar Emrus.

Solusi kedua, masih kata Emrus, yang memberikan jabatan kepada Budi Gunadi sebagai Wakil Komut Pertamina bisa mencabutnya.

“Saat Budi Gunadi ditunjuk menjadi Wakil Komut di Pertamina kan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Maka RUPSLB itu harus menganulir jabatan yang kini diemban pak Budi Gunadi. Masak dari ratusan juta penduduk Indonesia tidak ada yang mampu menjadi Wakil Komut Pertamina,” ungkapnya.

Emrus Sihombing menambahkan, tujuan Erick Thohir menempatkan Basuki Tjahaja Purnama alis Ahok sebagai Komuty Pertamina dan wakilnya karena ada yang perlu diperbaiki di perusahaan pelat merah itu.

Namun, masih menurut Emrus, penempatan Budi Gunadi sebagai wakil Komut Pertamina tidak lazim dalam pekerjaaan yang linier seperti ini. Sebaiknya, Budi Gunadi memiliih salah satu jabatan saja.

Emrus khawatir jika hal ini tidak ditangani dan dibiarkan berlaurut-larut akan berpengaruh pada psikilogis yang terhadap yang bersangkutan.

“Efek psikologis dalam berorganisasi pasti akan terjadi. Karena, dia bisa duduk dalam satu pekerjaan yang linier. Kalau bukan pekerjaan yang tidak linier tidak jadi persoalan,” pungkas Emrus Sihombing.

 

(red/Tanto)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here