Jakarta – Keputusan DPP partai Demokrat yang akan menggelar Kongres V tanggal 14-16 Maret begitu mengejutkan banyak pihak, terutama pendiri dan eksponen partai berlambang Mercy tersebut.
Mantan Wakil Sekjend DPP partai Demokrat HM Darmizal mengungkapkan, keputusan menggelar Kongres secara dadakan tersebut terkesan ada yang ditutup-tutupi atau seperti menutup diri untuk satu kompetisi.
Seharusnya, kata dia, Kongres dijadikan sebagai ajang pesta besar seluruh kader, mulai dari penggagas, pendiri, pejuang yang menghantarkan partai menjadi rulling party 10 tahun. Bukan hanya perhelatan kecil kelompok penguasa dan pemilik suara.
“Saya merasa curiga, ada upaya sistematis untuk menutup-nutupi sesuatu yang menghalangi terjadinya kompetisi dalam pelaksanaan Kongres ini. Seharusnya, Kongres dipersiapkan secara matang yang didahului dengan Rapimnas,” kata Darmizal Kamis 12 Maret 2020.
Pimpinan Komisi Pengawas (Komwas) partai Demokrat non aktif ini menambahkan, kedepan kondisi partai yang mayoritas berwarna biru itu akan seperti buntut tikus.
“Lihat itu buntut tikus, semakin ke ujung semakin mengecil. Saya memprediksi jika partai Demokrat tidak membuka diri pada kesempatan ini, maka nasibnya dikemudian hari akan semakin mengecil, akan habis sehingga tidak lagi menjadi partai anggota parlemen. Apalagi jika ambang batas parlemen ditingkatkan menjadi 7 % pada pemilu 2024 mendatang. Semoga prediksi saya ini salah,” jelasnya.
Alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini mengungkapkan, pada Kongres yang akan segera berlangsung dalam dua hari kedepan, terlihat kasatmata ada upaya pemilihan Ketua umum berlangsung secara aklamasi atas seorang calon yang telah dipersiapkan sebagai putra mahkota.
“Dalam forum tertinggi seperti Kongres, tidak ada larangan aklamasi sejauh semua mekanisme telah dilalui secara baik dan benar. Dan aklamasi menjadi cara terakhir katika tidak ada lagi calon yang siap untuk berkompetisi. Pada Kongres sebelumnya, SBY dipilih secara aklamasi, dimana semua prosedur menuju Kongres telah dijalanlan secara baik sesuai AD/ART. Saat itu, cita-citanya menjadikan Kongres sebagai ajang berkompetisi secara terbuka dan fair. Sehingga, saat itu partai Demokrat benar-benar membuat Kongres sebagai pesta besar demokrasi lima tahunan,” pungkas tokoh Minang ini.
Jika tidak ingin menciut seperti ekor tikus, partai Demokrat harus terbuka dan menjadi milk semua orang. Lanjut Darmizal, semua kader menjadikan partai sebagai tempat berlabuh dan bergabungnya tokoh tokoh besar dalam segala tingkatan dengan kearifan lokal.
“Pada Kongres, Musda dan Muscab, jangan ada upaya ganjal mengganjal yang menyebabkan partai Demokrat terkesan tertutup dan hanya milik sekelompok orang tertentu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum partai Demokrat Syarief Hasan membenarkan agenda akan ada Kongres V di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta pada 14 sampai 16 Maret 2020.
Ia menyebut pihaknya juga telah membentuk Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana Kongres V Demokrat.
“Iya 14, 15, 16 (Maret), OC (Panitia Pengarah) Partoyo (sebagai) ketua, sekretarisnya Andi Timo (Pangerang),” kata Syarief kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (10/3).
(red/Tanto)