Yusmanur : Kami mohon tak usah jemaah dulu, Dalam dua hari 40 orang dibawa karantina

0
589

Batam – Warga Bengkong dimohon kerja samanya. Saat ini sudah terdapat satu cluster baru penyebaran corona virus disease (Covid-19) di kecamatan yang dipimpin Fairuz Batubara tersebut.

“Kami mohon kerja samanya. Bengkong sudah zona merah. Jangan sampai bertambah (positif Covid-19) di lingkungan kita ini,” tutur Fairuz saat mendatangi masjid-masjid yang masih menggelar tarawih di Bengkong Sadai, Kamis (8/5).

Saat turun ke masjid-masjid ini Fairuz tak sendiri. Ia bersama tim lengkap yang terdiri dari berbagai unsur. Yaitu Polsek, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Satpol PP, Puskesmas, serta didampingi Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menjadi koodinator percepatan penanganan Covid-19 Bengkong.

Keempat Kepala OPD yang bertugas di Bengkong hadir malam itu. Mereka adalah Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Yumasnur; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ardiwinata; Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Umiyati; serta Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Said Khaidar.

Malam itu tim turun ke 4 dari sekitar 20an masjid yang ada di Bengkong Sadai. Tim menyayangkan masih ada warga yang salat berjemaah di masjid. Padahal pemerintah sudah mengeluarkan anjuran untuk ibadah di rumah masing-masing.

Di beberapa masjid, imbauan untuk segera bubar didengar oleh jemaah. Namun ada juga jemaah yang tak langsung merespon permintaan tim kecamatan ini. Hingga sempat terjadi dialog panjang antara tim dengan jemaah. Bahkan Ketua Koordinator, Yumasnur sampai berbicara dengan suara getir, meminta jemaah ikuti imbauan pemerintah terkait penanganan Covid-19 ini.

“Dua hari ini sudah 40 orang dibawa ke Tanjunguncang (lokasi karantina). Kami mohon tak usah jemaah dulu. Kalau perlu pintu masjidnya dikunci, hanya muazin dan imam saja yang di dalam. Hari ini kami masih toleransi, besok tak ada lagi. Kalau masih berjemaah juga, semua kami bawa ke karantina,” tegasnya.

Yumasnur juga meminta pengurus masjid untuk kooperatif. Tegaskan pada jemaah bahwa masjid tidak menggelar salat berjemaah.

“Saya tidak pernah bilang ke mana-mana kalau saya ketua masjid. Tapi di sini sampai dua kali saya ngomong. Saya juga ketua masjid Pak. Tapi masjid saya, saya tutup. Demi kebaikan bersama juga. Masjidil Haram, pusatnya umat muslim saja dibatasi. Jadi kami mohon sekali lagi, sebulan ini bersabar lah dulu. Kalau sehat semua, insya Allah setelah lebaran ini kita bisa salat jemaah bersama lagi,” ujarnya ketika mendatangi masjid tempat Kasus Positif 35 sempat tarawih sebelum meninggal dunia.

Kasus positif 35 ini menjadi klaster ketiga di Batam. Diberi nama klaster DD, inisial pasien positif yang sudah meninggal tersebut. Saat ini tiga dari empat anggota keluarganya dinyatakan positif Covid-19. Yaitu istri, anak kedua, dan anak ketiganya. Sedangkan anak pertamanya terkonfirmasi negatif.

Kemudian empat orang warga sekitar yang sempat berjemaah dengan DD pun diangkut ke lokasi karantina di rusun Tanjunguncang. Empat orang ini hasil rapid diagnose test (RDT)-nya reaktif.

“Karena ini sudah semakin meluas maka kami mengimbau masyarakat untuk mematuhi anjuran pemerintah. Kami turun untuk mengedukasi masyarakat. Supaya mereka bisa memahami bahwa pada saat ini sedang terjadi penyebaran Covid-19. Mari sama-sama kita berupaya agar jangan berkembang terus. Karena kalau berkembang terus, akan berdampak pada banyak hal,” kata Yumasnur.

Selain itu apabila jumlah pasien positif terus bertambah, akan timbul persoalan baru dalam penanganan kesehatannya. Sehingga semakin sulit untuk diselesaikan.

“Jadi kami terus mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang sudah disusun. Seperti menghindari kerumunan orang, selalu pakai masker, jaga jarak,” pesan dia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here