Batamtimes.co – Natuna – Kepala kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna Mexianus Bekabel menyatakan dalam upaya meminalisir penanganan kecelakaan pelayaran di laut membutuhkan sinergitas bersama instansi dan elemen masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Mexi di acara coffee morning digelar di Aula rapat Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna, Kamis (25/06/2020) pukul 09.00 Wib.
Mexi menjelaskan tim SAR Natuna pada situasi emergency terjadi kecelakaan kapal dilaut mengalami keterbatasan Informasi sehingga pihaknya mengalami kesulitan dalam mengambil tindakan cepat upaya pencarian dan pertolongan terhadap korban.
Terlebih luas wilayah Natuna hanya 5 persen daratan selebihnya lautan menjadi tantangan tersendiri bagi tim SAR Natuna dalam upaya Pencarian dan Pertolongan.
Melalui Coffee Morning ini, Mexi berharap ada suatu terobosan atau solusi serta masukan dalam upaya tindakan meminalisir terjadinya kecelakaan kapal dilaut khususnya para nelayan.
Menurut Mexi, hal ini sangat dibutuhkan selain mengingat keterbatasan personil SAR Natuna dengan luas wilayah kerja mencakup Natuna – Anambas hanya memiliki 28 personil terdiri dari 4 orang di Pos SAR 10 personil di KN Sasikirana masih belum memadai.
Meski ditengah serba keterbatasan tersebut SAR Natuna tetap melaksanakan tugas dengan maksimal dalam upaya Pencarian dan Pertolongan.
Selain itu Mexi juga menegaskan untuk para nelayan pihaknya bersedia untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan keselamatan para nelayan sehingga saat terjadi kecelakaan sudah dapat diatasi dengan tepat, imbuhnya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Zainuddin mengakui, para nelayan Natuna berlayar mencari ikan menggunakan kapal 7 GT sejauh 12 Mil selama dua hingga tiga minggu baru kembali.
Namun kata Zainuddin, tidak sedikit nelayan tersebut bersedia mau melaporkan keberangkatan kapal kepada dinas terkait terutama soal kelayakan kapalnya.
Oleh karena itu, dia minta untuk menata kembali ketertiban nelayan untuk menjaga keselamatan nelayan di laut melalui kelompok nelayan dibawah binaan dinas perikanan, jika diperlukan
membantu radio komunikasi untuk memudahkan kontak dengan para nelayan tengah melaut, terang Zainuddin.
Kepala Dinas Perikanan Natuna diwakili Sekretaris Sofiandi membenarkan bahwa jumlah nelayan Natuna terdaftar di Dinas Perikanan sebanyak 5.000 nelayan.
Dia mengakui bantuan untuk keselamatan nelayan sudah pernah diberikan berupa alat komunikasi, GPS dan sejenisnya guna membantu nelayan meningkatkan tangkapan dan juga keselamatan.
Namun sayangnya, di kapal nelayan jarang ditemukan alat komunikasi tersebut terpasang dengan baik, hal ini memang diperlukan kesadaran dari nelayan itu sendiri, ujarnya.
Guna meminalisir kecelakaan dilaut Danlanal Kolonel laut (P) Dofir menyarankan, agar kiranya para nelayan
melaut secara berkelompok tidak lebih dari lima kelompok dan untuk saling melindungi satu sama lain.
Kebiasaan nelayan seperti ini juga dilakukan oleh kelompok nelayan di Sulawesi dan ada baiknya diterapkan bagi nelayan di Natuna, Jika terjadi sesuatu kecelakaan dilaut akan lebih memudahkan untuk mencari bantuan, singkatnya.
Turut hadir di acara coffee morning Kapolres Natuna, Ketua DPRD, Kadishub, Polairud, sejumlah perwakilan Organisasi Masyarakat serta para insan pers.
(Pohan)