Jakarta – Mentri Kesehatan Terawan Agus Putrtanto belum berencana melakukan ‘penyegaran’ di tubuh Kemenkes. Salah satunya, menarik Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UPN Jakarta Dr dr Prijo Sidipratomo menjadi salah satu pegawai di Kemenkes.
Dr dr Prijo Sidipratomo adalah Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar Dokter Indonesia (PB IDI) tahun 2015-2018.
Pada tahun 2018, MKEK IDI menarik perhatian publik karena menjatuhkan rekomendasi sanksi pemecatan kepada Terawan yang saat itu masih menjabat sebagai dokter di RSPAD. Pemecatan ini berkaitan metode penyembuhan stroke, yaitu ‘cuci otak’.
MKEK IDI pernah menjatuhkan sanksi berupa pencabutan keanggotaan IDI selama 12 bulan dan mencabut rekomendasi izin praktik Terawan. Prijo kala itu pernah memanggil Terawan untuk di sidang dan memberi klarifikasi tentang metode ‘cuci otak’, namun Terawan tak pernah datang.
Penarikan Dr dr Prijo Sidipratomo dari Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UPN Jakarta itu pun disebut-sebut bernuansa politis.
Saat dihubungi wartawan, pengamat politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Saiful Anam menilai, upaya yang dilakukan Menkes Terawan menarik Dr dr Prijo Sidipratomo merupakan salah satu terobosan penyegeran di Kemenkes.
Saiful menilai, penyegaran yang dilakukan Terawan itu sudah benar dalam berorganisasi. Hanya saja, terlihat kurang elok. Karena, lanjut Saiful Anam, dirinya melihat ada unsur “balas dendam” yang dilakukan Terawan terhadap Dr dr Prijo Sidipratomo.
“Upaya regenarasi itu bagus saja, tapi saya menduga kok ini ada unsur ‘balas dendam’ nya antara Terawan dan Dr Prijo. Hal ini bisa menimbulkan ketidakharmonisan meskipun antara keduanya saat ini berada didalam satu organisasi. Selain itu dapat mengarah kepada dugaan kesewenang-wenangan,” ujar Saiful Selasa 14 Juli 2020.
Ditambahkan Saiful Anam, dirinya juga mendengar kabar jika “orang dekat” Terawan melakukan upaya dugaan intimidasi kepada rektor UPN Jakarta untuk mau menggeser Dr Prijo ke Kemenkes.
“Saya juga sudah mendengar rekaman itu. Dalam rekaman itu memang terdengar ada upaya penekanan yang dilakukan seorang laki-laki kepada perempuan. Nah, isi rekaman yang beredar itu perlu di telusuri kebenarannya,” kata dia.
Ditambahkan Saiful Anam, Dr Prijo telah berhasil membangun karakter baru di FK UPN Veteran Jakarta. Dirinya juga sedang berjuang FK UPN Jakarta menuju Akreditasi A. Namun tiba-tiba menteri Terawan berencana dengan menariknya dari FK UPN Veteran Jakarta, sehingga menurut saya ini mengarah kepada cacat prosedur dan Dr. Prijo dapat melakukan upaya hukum.
“UPN kan dibawah Kemendikbud, maka tidak mungkin Dr. Prijo tunduk dan patuh kepada arahan Kemenkes. a
Apabila itu dilakukan, maka akan menimbulkan persoalan hukum,” ujar Saiful Anam.
“(Tentu) penarikan itu akan sangat mengganggu proses belajar mengajar dan masa depan FK UPN Veteran Jakarta,” tambanya.
Dirinya berharap keharmonisan antara Terawan dan Dr Prijo di Kemenskes dapat terjadi. Sehingga, hal itu bisa menunjang kinerja menteri ditengah pandemi Covid-19.
“Jangan sampai pergeseran Dr Prijo ke kemenkes hanya didasari urusan pribadi. Tinggalkan rasa ego seperti itu. Sehingga kinerja menteri Terawan akan lebih meningkat ditengah pademi ini,” pungkas Saiful Anam.