Batamtimes.co – Natuna – Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Bahtera Nusantara 01 milik ASDP resmi buka rute Pelayaran ke Natuna, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Hal tersebut ditandai dengan peresmian pelayaran perdana Kapal roro berukuran jumbo oleh General Manajer PT. ASDP Ferry Indonesia Cabang Batam, Perwakilan Kementerian Perhubungan RI Arifuddin, di Pelabuhan Penagi, Ranai, Natuna, Jumat (17/07/2020) pagi.
Arifuddin menyatakan, kehadiran KMP Bahtera Nusantara 01 ditujukan bagi mendukung pertumbuhan sektor ekonomi di wilayah pesisir perbatasan NKRI Provinsi Kepulauan Riau khususnya.
Kehadiran kapal roro ini melayani Pulau-Pulau mampu memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan aktivitas perekonomian antar pulau, khususnya Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.
Arifuddin juga menjelaskan bahwa kapal ini merupakan aset negara yang di buat oleh Kementrian Perhubungan dan diamanatkan kepada ASDP sebagai operatornya.
Kapal ini dibangun pada tahun 2018, selesai pada tahun 2019 dan pada Februari 2020 baru diserahkan kepada ASDP.
Mengingat situasi pandemi Covid-19, penyerahan dan pelayanan sebagai armada transportasi baru dapat dimulai saat ini, sebutnya.
Dia merinci Kapal roro berkapasitas penumpang 378Â orang, memiliki panjang 71,92 meter dan lebarnya 14 meter, serta sarat kapal 3,28 meter dan kapasitas 1.500 Gross Tone (GT).
Selain itu kapal ini memiliki kelas Bisnis 1 dan Bisnis 2 serta memiliki 3 kamar dengan fasilitas VIP.
Untuk kendaraan campuran, kapal ini bisa memuat 38 unit dengan rincian 12 kendaraan roda dua dan 26 kendaraan roda empat ataupun truk Fuso.
Dengan segala kapasitas dan kemampuan KMP Bahtera Nusantara 01 ini ucap Arif. Menunjukkan bahwa Pemerintah telah berusaha untuk mewujudkan pelayanan yang lebih baik.
Sekaligus menunjukkan kepada Negara tetangga bahwa Pemerintah bisa menghadirkan pelayanan optimal bagi masyarakat di pulau pulau-pulau terluar.
Arifuddin berharap kepada seluruh masyarakat pengguna jasa pelayaran KMP Bahtera Nusantara 01, untuk dapat menjaga fasiltas yang ada, menjaga kebersihan untuk kenyamanan bersama, paparnya.
Senada diungkapkan Bupati Hamid Rizal mengatakan, Kabupaten Natuna yang dengan kondisi geografis kepulauan dan memiliki tingkat kebutuhan ekonomi yang tinggi, terhadap moda transportasi laut sebagaimana yang dirasakan selama ini.
Terlebih lagi kata Hamid, dalam pelaksanaan pembangunan dan ketergantungan dengan beberapa daerah penyangga.
Moda transportasi terus menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk berbagai kepentingan, ujar Hamid saat menghadiri peresmian pembukaan rute pelayaran kapal Roro ke Pelabuhan Penagi, Ranai.
Pemerintah Kabupaten Natuna merasa sangat bersyukur dengan dibukanya rute pelayaran ke Natuna untuk melayani transportasi masyarakat diperbatasan, akan menambah dampak peningkatan aktivitas ekonomi dan pelaksanaan pembangunan di daerah, terangnya.
Dengan dibukanya rute pelayaran kapal Roro ini dapat memberikan kemudahan bagi warga lain ingin berkunjung ke Natuna.
Mengingat saat ini Kabupaten Natuna sedang gencar mempromosikan sejumlah titik destinasi wisata. Namun,
belakangan ini terkendala disebabkan kondisi Covid-19 yang mengharuskan pemerintah daerah terpaksa menutup akses keluar masuk ke Natuna.
Denga dibukanya kembali pelayanan pelabuhan dan kehadiran KMP Bahtera Nusantara 01 resmi beroperasi mulai 17 Juli 2020 di perairan Natuna, diharapkan perekonomian masyarakat dapat kembali bangkit ditengah pandemic covid-19.
Selain itu Hamid Rizal juga mengingatkan bahwa penerapan protokol kesehatan harus selalu dilakukan untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid -19 masuk ke Natuna agar daerah ini tetap menjadi Zona Hijau.
Hamid menegaskan, agar Tim Gugus Tugas Covid-19 dapat lebih fokus menerapkan aturan protokol kesehatan di posko-posko pelayanan masyarakat, serta terus mensosialisasikan kepada masyarakat terutama prilaku hidup bersih dan sehat dalam pencegahan wabah Corona di Natuna, pungkasnya.
Adapun rute pelayaran Kapal Roro akan melayani pulau-pulau wilayah Kepulauan Riau mulai dari Tanjung Uban (Batam), Matak (Kab.Anambas), Penagi (Natuna), hingga Sintete di Kalimantan Barat.
(Pohan/Pro_Kopim)