Jeddah—Konsul Jenderal (Konjen) RI Eko Hartono menegaskan, santri tidak pernah menghianati NKRI. Penegasan itu disampaikan Konjen dalam sambutannya pada acara peringatan Hari Santri Nasional yang digelar Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah, Jumat, (22/10/ 2021) di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI Jeddah.
“Membela tanah air adalah bagian dari iman. Jadi Indonesia kuat seperti sekarang karena peran pesantren dan santri,” kata Konjen di hadapan sekitar 250 tamu undangan yang umumnya adalah kalangan santri dan pelajar.
Atas dasar fakta ini, kata Konjen, Pemerintah secara resmi menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Konjen menambahkan terdapat jutaan santri di Indonesia di ribuan pondok pesantren yang tersebar di berbagai daerah di tanah air. Kontribusi santri dan para alim ulama di berbagai daerah itu bukan hanya sekarang, tapi sejak sebelum Indonesia merdeka.
“Sebutan santri berjiwa pahlawan seperti dalam puisi tadi tepat sekali,” imbuh Konjen.
Ribuan pesantren yang tersebar di berbagai daerah di tanah air dengan jutaan santrinya juga sangat turut berperan dalam mencerdaskan bangsa.
Namun demikian, Konjen Eko Hartono mengingatkan agar para santri terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Santri, kata Konjen, jangan hanya menekuni ilmu agama tapi juga menguasai kemajuan teknologi.
Hari Santri Nasional yang digelar berbarengan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menghadirkan penceramah Hylman Izhar, PhD, Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Senior Research Economist pada Islamic Development Bank (IsDB), dengan tema “Santri, Tantangan Global dan Visi Indonesia 2045″.
Kegiatan dihadiri sekitar 250 tamu undangan dari perwakilan santri di Mekkah yang terdiri dari Rubat Jawa, Rubat Lombok, Rubat Madura dan Rubat Mandailing, perwakilan mahasiswa dari PPMI Arab Saudi, Umul Qura, Universitas Islam Madinah, pelajar dari Sekolah Indonesia Makkah, Sekolah Indonesia Jeddah, dan PCINU Arab Saudi.
Peringatan Hari Santri Nasional dan Maulid Nabi diisi dengan aneka kegiatan, di antaranya demo seni kaligrafi oleh seorang santri asal Indonesia yang pernah menyabet juara 1 sebanyak dua kali dalam kejuaraan seni kaligrafi tingkat Wilayah Barat Arab Saudi, pembacaan sholawat dan puisi oleh para santri Madrasah Sholatiyah, dan diakhiri dengan doa bersama untuk bangsa.
Sumber : KJRI JEDDAH