Lingga- Dipilihnya Kabupaten Lingga menjadi rujukan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) untuk Kabupaten/Kota se-Indonesia oleh Kemendagri, menjadi kebanggaan tersendiri untuk Bupati Lingga, Muhammad Nizar.
Hal tersebut disampaikannya langsung kepada Mendagri, Tito Karnavian yang hadir pada kunjungan kerja ke Provinsi Kepulauan Riau bersama seluruh Forkopimda Kepulauan Riau di Hotel Marriot, Kota Batam, Kamis (13/01/2022).
“Terimakasih kepada Mendagri karena dipilihnya Kabupaten Lingga menjadi salah satu rujukan pemerintah daerah Kabupaten dan Kota untuk SIPD penatausahaan keuangan daerah,” kata dia.
Kabupaten Lingga termasuk dari 21 Kabupaten/Kota se-Indonesia yang menggunakan full SIPD dan menjadi binaan Kemendagri untuk menjadi Role Model SIPD se-Indonesia. Secara statistik SIPD, Kabupaten Lingga mengalami kemandirian sistem SIPD.
Nizar menjelaskan, sejak SIPD muncul hingga sekarang, dari pelaporan, penganggaran hingga proses selanjutnya, pemerintah Kabupaten Lingga, sudah melakukan full menggunakan SIPD. Walaupun dalam perjalanan masih ada kendala, namun dibackup dari SIMDA.
Dan selanjutnya untuk penatausahaan laporan setiap bulan ke SIPD Kemenkeu belum terintegrasi. Dia berharap hal tersebut dapat dipercepat sehingga daerah tidak lagi telat setiap bulannya menyampaikan laporan keuangan.
Mengingat dampak terlambat melaporkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) konsekuensi pada penundaan Dana Alokasi Umum (DAU).
“Untuk SIPD ini memang akuntansi pelaporan Kabupaten Lingga meminta pendampingan langsung dari Kemendagri untuk LKPD 2021,” jelas dia.
Mendagri, Tito Karnavian pada saat itu menunjukan langsung Dr. Drs. Agus Fatoni, M.Si, Kepala Badan Litbang Kemendagri yang kebetulan ikut hadir pada pertemuan tersebut, untuk melakukan pendampingan terkait.
Arahan Mendagri direspon cepat oleh mantan Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri ini, dan bersedia memberikan asistensi serta pendampingan untuk Kabupaten Lingga.
“Lingga sangat aktif dan kami siap memberikan asistensi serta lakukan pendampingan,” kata Agus Fatoni. (Arp)