Jakarta – batamtimes.co- Sekjen Association of the Indonesian Tours and Travel Agencie (ASITA) Muhammad Rahmad, menyambut baik pernyataan PLT Dirjen Imigrasi (1/11/2022), bahwa per 30 Oktober 2022, pendapatan negara melalui PNBP Imigrasi sudah mencapai Rp 3,5 triliun. Namun perolehan devisa negara diperkirakan turun Rp 137 trilyun.
“Tahun 2019, peroleh PNBP imigrasi dari visa ini mencapai Rp 2,5 trilyun, dan total penerimaan devisa negara dari wisman asing mencapai Rp 197 trilyun,” katanya, Kamis 3 November 2022.
Menurut dia, perolehan BNBP imigrasi yang meningkat tajam tahun 2022 ini. Karena seluruh wisman yang masuk Indonesia harus membayar visa dengan jumlah tertentu, kecuali wisman ASEAN. Beda dengan tahun 2019. Ketika itu, hanya negara tertentu saja yang harus membayar visa kunjungan.
“Jika dilihat secara sektoral, kebijakan Imigrasi yang memberlakukan visa kunjungan berbayar ini, memang menguntungkan negara sebesar Rp 3,5 trilyun. Namun jika dilihat secara keseluruhan, maka kebijakan visa berbayar ini menghilangkan perolehan devisa negara sebesar Rp 137 trilyun,” ungkapnya.
Dari mana hilangnya perolehan devisa negara? Yakni dari berkurangnya jumlah wisman yang masuk ke Indonesia.
Dijelaskan ia, setelah visa kunjungan berbayar diberlakukan hampir kesemua negara, jumlah wisman yang masuk Indonesia sampai September 2022, baru mencapai 2,2 juta orang. Padahal sebelum kebijakan visa berbayar seperti sekarang diberlakukan, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 13,4 juta orang pada periode yang sama tahun 2019.
“Oleh sebab itu, menurut hemat kami, negara perlu memikirkan langkah strategis kedepan. Apakah meningkatkan jumlah PNBP sektoral yang lebih penting, atau meningkatkan perolehan devisa negara yang jauh lebih penting?,” jelasnya.
Karena itu menurut hemat kami, negara perlu merumuskan kebijakan umum pengelolaan pariwisata nasional.
“Agar perolehan devisa Negara terus meningkat, dan perolehan PNBP juga tetap berjalan,” pungkasnya.
(Red/Tanto)