Sumbawa – batamtimes.co – Ketua Umum Front Nelayan Indonesia (FNI), Rusdianto meminta investor ikan agar berikan permodalan nelayan di Pulau Sumbawa.
Kedatangan investor diterima oleh segenap pengurus Paguyuban Nelayan se Pulau Sumbawa bertempat di Hotel Grand Samota pada Februari lalu.
Kedatangan investor itu, sekaligus melihat sentra pendaratan ikan se Pulau Sumbawa. Semua investor ikan sudah mengerti, mulai harga ikan dipasar lokal, jenis komoditasnya, suplay changes ya, infrastruktur yang tersedia dan lainnya.
“Rusdianto sendiri akui kelemahan pembangunan infrastruktur pesisir dan maritim Pulau Sumbawa. Pemerintah daerah terasa tak peduli dengan kehidupan masyarakat pesisir.” kata Ketua Umum Front Nelayan Indonesia (6/23)
Masa depan pesisir Pulau Sumbawa belum jelas. Memang belum ada roadmap pemerintah untuk berfikir progresif membangun pesisir. Padahal kebutuhan mendesak itu, upaya pembangunan infrastruktur di wilayah pesisir sesuai regulasi RTRW dan Zonasi Kawasan Pesisir.
Dari potensi 71 Desa dan 15 Pulau itu harus terkoneksi sehingga pola pembangunan terintegrasi antar desa pesisir tersambung, misalnya pengembangan dan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), belum ada sama sekali.
“Ini yang memberatkan negosiasi bisnis distribusi hasil tangkapan nelayan. Selama ini, semua transit di Bali, yang menikmati PNBPnya Bali. Karena satu-satunya jalur eksport bisa dilakukan lewat Bali.” Kata Rusdianto
Front Nelayan Indonesia, anggap penting sekali dengan meminta permodalan pembelian komoditas ikan yang diekspor. Jumlah permintaan Rusdianto untuk modal pembelian saja capai 22 miliar rupiah dengan kalkulasi 500-800 ton ikan.
“Jelas modal tersebut, digunakan untuk pembelian kapal tangkap, perbaiki Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pembangunan Cold Storage Portabel, pembelian mobil Termocking hingga modal bekerja nelayan di laut serta buruh yang bekerja di TPI saat pendaratan ikan.” Lanjut Rusdianto
Berharap kepada investor Ikan yang sudah lakukan kontrak agar segera merealisasikan. Karena sebelumnya mereka sudah diajak keliling ke seluruh sentra aktivitas bongkar muat ikan oleh pengurus Badan Otonom Front Nelayan Indonesia (FNI).
“Ya mohon doa dan dukungan, semoga perjuangan dinelayan ini, dapat membuahkan hasil untuk peningkatan ekonomi para nelayan, ABK, Captain, dan keluarga rumah tangga nelayan itu sendiri.” Tutupnya.
(Red/Amir)