Azhar Kaget Temukan Bunga Langka di Hutan Natuna

0
323
Istimewa : Azhar kaget temukan Bunga Bangkai di kebun durian miliknya di Gunung Sepempang, Ranai.

Natuna – Batamtimes co – Ashar (45) warga
Teluk Baruk Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau dikagetkan menemukan bunga langka di kebun durian miliknya berlokasi di Gunung Sepempang, Kamis (25/10/2024) pagi.

Hal tersebut dia ungkapkan kepada batamtimes.co saat dikonfirmasi lewat whatsAppnya.

” Respon saya saat menemukan bunga langka itu sangat kaget, sebab belum pernah melihat bunga aneh seperti itu” tulisnya.

Foto : Bunga Bangkai (Amorphophallus paeoniifolius) spesies tanaman tropis asli Asia Tenggara ditemukan di Hutan Natuna.

Namun menurut pengakuan pekerja yang memelihara kebun durianya lanjut Azhar, sudah melihat bunga langka itu sekira seminggu lalu. Bahkan dikatakan beliau ada jenis yang tinggi dan besar.

Sangking heranya, Azhar memfoto bunga langka itu kepingin tahu bunga apa gerangan rasa penasaranya memposting difacebook.

Harmidi warganet berkomentar menanggapi postingan Azhar hasil penjajakan sementara bunga langka yang ditemukan warga tersebut adalah jenis  Amorphophallus paeoniifolius (Bunga bangkai) spesies tanaman tropis asli Asia Tenggara.

Dikatakanya, tanaman ini merupakan tanaman tahunan berbonggol yang menghasilkan satu daun dan perbungaan besar dan berdaging.

Perbungaannya mengeluarkan bau yang kuat yang menyerupai bau daging busuk, yang menarik lalat bangkai untuk penyerbukan.

Untuk lebih jauh mari mengenal kerabat Bunga Bangkai.

Dikutip dari laman Forestdigest. Amorphophallus lebih dikenal dengan nama bunga bangkai termasuk ke dalam keluarga talas-talasan (Araceae).

Marga Amorphophallus beranggotakan sekitar 220 jenis, yang tersebar di seluruh dunia. Jumlah tersebut kemungkinan masih akan terus bertambah seiring dengan ditemukannya jenis baru di seluruh dunia.

Amorphophallus merupakan tumbuhan paleotropis yang tersebar luas di kawasan tropis seperti Afrika, Madagaskar, India, kawasan subtropikal Himalaya sebelah timur, Asia Tenggara sampai ke bagian tropik Pasifik sebelah barat, dan sampai ke timur laut Australia.

Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan kelimpahan jenis Amorphophallus terbanyak, yaitu 29 jenis.

Sebagian besar Amorphophallus yang tersebar di Indonesia merupakan jenis-jenis endemik (suatu jenis yang hanya dapat ditemukan pada tempat atau lokasi tertentu saja).

Amorphophallus merupakan salah satu tumbuhan primitif yang masih tersisa di bumi ini. Perbungaan pada Amorphophallus terdiri atas dua bagian utama yaitu seludang (bagian mendatar dengan warna yang mencolok) dan tongkol (bagian yang menjulang ke atas).

Seludang dan tongkol ini sering dimaknai oleh masyarakat umum sebagai bunga. Padahal bunga sebenarnya pada marga Amorphophallus ini berukuran kecil dan berjumlah puluhan sampai ratusan, yang tersusun rapi pada bagian tongkolnya.

Bunga betina tersusun pada tongkol bagian bawah sedangkan bunga jantan berada di atasnya. Bagian paling ujung disebut dengan apendiks, merupakan bagian yang steril.

Istilah yang sering digunakan dalam penyebutan bunga pada Amorphophallus adalah perbungaan (inflorescence). Tidak seperti bunga pada umumnya, bunga betina pada Amorphophallus tidak mempunyai kelopak mahkota, dengan kata lain merupakan bunga telanjang.

Benang sari pada bunga jantan menyatu dalam kotak yang disebut dengan kotak spora.

Umumnya bunga Amorphophallus termasuk tipe protogini, di mana bunga betina matang terlebih dahulu sebelum bunga jantan matang.

Bunga betina matang ditandai dengan keluarnya lendir pada kepala putik, lengket bila dipegang, serta aroma khas seperti bau bangkai tikus atau ikan busuk.

Hal inilah asal muasal dikenalnya nama bunga bangkai.

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa bau tersebut dihasilkan oleh senyawa kimia seperti dimethyl oligo-sulfides, dimethyl trisulfide, trimethylamine, methyl thiol acetate, 3-methyl butanal, acetic acid, isovaleric acid, 3-Hydroxy-2- butanone, 2-Ethyl hexanol, dan benzyl alcohol.

Senyawa kimia yang menghasilkan bau bangkai tersebut akan disalurkan melalui jaringan spons ke bagian paling ujung tongkol yaitu apendiks.

Bau inilah yang akan menarik serangga penyerbuk dan serangga pengunjung untuk datang, seperti lalat hijau dan ngengat.

Batang pada Amorphophallus yang selama ini dikenal oleh masyarakat sebetulnya bukan batang yang sebenarnya. Batang Amorphophallus sangat pendek terdapat di atas umbinya bahkan ada yang tidak kelihatan batangnya sama sekali.

Sedangkan yang menyerupai batang tersebut sesungguhnya adalah tangkai daun, yang terdiri atas jaringan-jaringan seperti jaringan spons.

Daun Amorphophallus terbagi atas tiga tangkai yang disebut dengan rakhis. Pada setiap rakhis terdapat banyak daun berukuran kecil-kecil yang disebut pinak daun.

Seperti daun talas-talasan pada umumnya, daun Amorphophallus juga menyerupai daun talas yaitu seperti anak panah.

Bentuk ini dapat dilihat dengan cara menarik garis pada lingkaran  terluar daunnya maka akan terbentuk seperti anak panah.

Cara paling mudah menentukan jenis Amorphophallus adalah dengan melihat bentuk perbungaannya. Meskipun begitu, ada beberapa jenis yang langsung dapat dikenali dari bentuk vegetatifnya karena memiliki perawakan yang sangat spesifik, misalnya A. manta, A. muelleri, A. paeoniifollius, A. pendulus, dan A. titanum.

Pada A. manta masing-masing rakhisnya hanya memiliki beberapa pinak daun. Permukaan atas pinak daun berwarna sangat khas yaitu hijau keabu-abuan.

Lipatan-lipatan yang ditimbulkan dari pertulangan pinak daunnya sangat jelas terlihat dan pada pinggiran daunnya bergelombang.

Ciri khas pada A. muelleri adanya bulbil atau umbi katak pada pertemuan rakhis dengan tangkai daun dan juga pada setiap percabangan rakhisnya.

Pada A. paeoniifolius, susunan pinak daunnya sangat rapat dan terkadang saling tumpang tindih. Yang paling mencolok adalah pada tangkai daunnya jika permukaan tangkai daun dipegang terasa agak kasar sampai sangat kasar.

Amorphophallus pendulus juga mempunyai sedikit pinak daun. Bentuk pinak daunnya melanset dengan pinggiran daun halus atau rata.

Jenis ini mudah dikenali dengan adanya warna putih disepanjang ibu tulang daun pada permukaan daun sebelah atas. Sedangkan pada A. titanum ciri yang khas adalah pada permukaan tangkai daunnya licin dan mengkilat.

Sumatera dan Kalimantan adalah dua pulau yang memiliki keragaman jenis Amorphophallus tertinggi di Indonesia, masing-masing 11 jenis di Sumatera dan 12 jenis di Kalimantan.

Tingkat endemisitas tertinggi berada di Sumatera dari 11 jenis yang tersebar di Sumatera terdapat 7 jenis yang endemik. Di Kalimantan hanya 3 yang endemik dari 12 jenis yang terdapat di pulau tersebut.

Sumatera merupakan rumah dari salah satu jenis Amorphophallus yang sangat terkenal di dunia, yaitu A. titanum. Masyarakat Indonesia mengenalnya dengan sebutan bunga bangkai atau bunga Titan Arum.

Di Bengkulu di kenal dengan nama bunga Kibut. Jenis ini merupakan tumbuhan asli Indonesia dan sekaligus endemik Sumatera.

Perawakan bunganya yang besar disertai dengan perpaduan warna yang mencolok yaitu merah marun pada seludang dan kuning emas pada bagian atas tongkolnya menjadikannya sebagai tumbuhan kharismatik sekaligus ikonik di dunia.

Kemunculan bunganya selalu dinanti-nantikan dan menjadi daya tarik masyarakat, baik di Indonesia maupun di manca negara yang memiliki bunga ini, misalnya di kebun raya ataupun di arboretum.

Laporan/editor : Pohan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here