STY merupakan bagian dari ADG Company

0
65
Keterangan Foto : Shin Tae-yong STY Instagram .(ist)

Oleh : Rival Achmad Labbaika (Ipay)

Ketum Alansi Jurnalistik Online Indonesia (Ajoi)

Shin Tae-yong (STY) merupakan bagian dari ADG Company, sebuah agensi hiburan dan olahraga asal Korea Selatan. Fakta bahwa STY terkait dengan agensi yang juga terlibat dalam promosi “Korean Wave” (Hallyu) dapat memberikan beberapa sudut pandang menarik terkait reaksi yang muncul dari para fans, yang sudah sangat “Korean Wave”

Berikut pandangan saya yang bisa dibantah jika kalian lebih tahu bagaimana peran ADG Company dalam membangun “Korean Wave” atau Hallyu di Asia dan Dunia terutama di Indonesia.

1. STY sebagai Aset Agensi dan Korean Wave.

• Citra STY di Korea Selatan:
STY adalah salah satu figur publik Korea yang menonjol di kancah global. Keberhasilannya membawa Timnas Indonesia turut memperkuat citra positif budaya Korea Selatan di mata dunia.

• Kepentingan Agensi:
Sebagai aset ADG Company, STY tidak hanya dilihat sebagai pelatih sepak bola tetapi juga sebagai bagian dari strategi agensi untuk memperluas pangsa pasar “Korean Wave,” khususnya di Indonesia. Agensi semacam ini cenderung sangat menjaga citra klien mereka karena berhubungan langsung dengan nilai komersial dan reputasi mereka.

• Dampak Pemutusan Kerja Sama:
Pemutusan kerja sama STY dengan PSSI, apalagi jika disertai kontroversi atau kritik publik, dapat merusak citra profesional STY. Hal ini juga berpotensi mengurangi daya tarik komersialnya sebagai publik figur yang mewakili Kebudayaan Korea Selatan.

2. Reaksi Fans dan Kubu Pendukung STY.

• Serangan terhadap Federasi:
Reaksi negatif dari sebagian fans terhadap federasi (PSSI), dan pelatih baru dapat dilihat sebagai bentuk loyalitas terhadap STY. Namun, ini terlihat sangat terorganisir dan bisa mungkin dipengaruhi oleh agensi, ini bisa menjadi bagian dari upaya untuk menjaga reputasi STY bahkan lebih besar dari STY yaitu pencitraan kebudayaan “Korean Wave”.

• Narasi yang Dibangun:
Ada kemungkinan bahwa narasi yang menyudutkan PSSI atau pihak lain dirancang untuk membela STY, dengan tujuan mengalihkan perhatian dari alasan-alasan yang mungkin lebih kompleks di balik pemutusan kontraknya.

• Peran Media Sosial:
Agensi modern seperti ADG Company sangat memahami kekuatan media sosial dalam membentuk opini publik. Jika ada keterlibatan langsung atau tidak langsung, reaksi besar dari kubu STY bisa menjadi strategi komunikasi untuk memitigasi dampak buruk bagi citra STY bahkan menjaga citra “Korean Wave” yang jauh lebih besar dari seorang STY.

3. Konflik Kepentingan dan Implikasi “Korean Wave” (Hallyu).

• Peluang Bisnis di Indonesia:
Indonesia adalah salah satu pasar besar untuk Hallyu, termasuk musik, drama, dan budaya Korea. Kehadiran STY di Indonesia menjadi jembatan strategis untuk memperkuat pengaruh budaya Korea. Pemutusan kontrak yang kontroversial dapat mengganggu hubungan ini.

• Reputasi Korea Selatan:
Dalam konteks diplomasi budaya, kegagalan STY mempertahankan posisinya di Indonesia bisa dilihat sebagai kemunduran kecil dalam upaya memperluas pengaruh Korea Selatan melalui olahraga.

4. Perspektif PSSI dan Publik Indonesia.

• Keseimbangan Nasionalisme:
PSSI mungkin menghadapi tekanan untuk memprioritaskan kepentingan nasional di atas popularitas STY, terutama jika dianggap ada konflik kepentingan yang melibatkan pihak luar.

• Dukungan kepada Pelatih Baru:
Pelatih baru dan pemain Timnas membutuhkan dukungan penuh dari semua pihak. Serangan yang berlebihan terhadap mereka justru dapat menghambat kemajuan sepak bola Indonesia, yang menjadi prioritas utama.

Jika keterlibatan ADG Company dalam menjaga citra STY benar adanya, maka reaksi dari fans dan pihak-pihak terkait mungkin lebih dipengaruhi oleh strategi agensi untuk melindungi aset mereka. Namun, penting bagi PSSI, pemain, dan publik Indonesia untuk tetap fokus pada visi jangka panjang: membangun sepak bola yang lebih profesional dan kompetitif, tanpa terpengaruh oleh konflik atau narasi yang merugikan kemajuan tim nasional.

Pada akhirnya, pemutusan kerja STY harus dilihat sebagai bagian dari dinamika profesional, bukan sekadar upaya menyudutkan individu atau kelompok tertentu. Semua pihak harus bijak dalam merespons situasi ini agar tidak merusak semangat dan masa depan sepak bola Indonesia.

So..kita ini suporter dan pendukung Timnas Indonesia dan PSSI atau bagian dari “Korean Wave” (Hallyu).?

Timnas Garuda Selalu di Hati🇮🇩

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here