DPRD Batam Tinjau Penangkaran Buaya di Pulau Bulan Pasca Tanggul Jebol

0
57
Keterangan Foto : DPRD Kota Batam melakukan sidak ke penangkaran buaya di Pulau Bulan, Kecamatan Bulang, Kota Batam.(Ist)

Batam – batamtimes.co – DPRD Kota Batam melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke penangkaran buaya di Pulau Bulan, Kecamatan Bulang, Kota Batam, beberapa waktu lalu, menyusul laporan masyarakat terkait lepasnya puluhan buaya akibat jebolnya tanggul penangkaran. Sidak ini dipimpin oleh Wakil Ketua I DPRD Batam, Aweng Kurniawan, bersama sejumlah anggota dewan lainnya dari Komisi I dan II.

Penangkaran buaya ini dikelola oleh PT Perkasa Jagat Karunia (PJK), yang juga satu grup dengan peternakan babi milik PT Indotirta Suaka di Pulau Bulan. Saat rombongan DPRD tiba, mereka harus menunggu sekitar satu jam hingga pimpinan perusahaan, Toni Budiharjo, hadir untuk menemui mereka.

Tanggul Jebol, 7 Buaya Diperkirakan Lepas
Toni menjelaskan bahwa jebolnya tanggul disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut, sehingga air danau meluap dan menghancurkan salah satu tanggul pengaman. Dari estimasi awal, setidaknya tujuh buaya diperkirakan lepas ke alam liar.

“Kami memperkirakan ada sekitar tujuh ekor buaya yang lepas. Namun, kami membutuhkan waktu untuk menghitung total populasi buaya, yang saat ini mencapai lebih dari 800 ekor,” ujar Toni.

Dari empat buaya yang telah berhasil ditangkap, Toni menyatakan upaya pencarian terus dilakukan siang dan malam, bekerja sama dengan Polsek dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Wakil Ketua DPRD Batam, Aweng Kurniawan, menegaskan bahwa sidak ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keluhan nelayan yang takut melaut akibat ancaman buaya. Bahkan, dilaporkan ada nelayan yang terluka akibat gigitan buaya.

“Para nelayan ini menggantungkan hidupnya dari laut. Kami ingin memastikan bagaimana tanggung jawab perusahaan dalam menangani kejadian ini dan langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa,” tegas Aweng.

Ia juga meminta perusahaan segera membenahi sistem penangkaran, mengingat usia penangkaran tersebut sudah puluhan tahun. “Populasi buaya terus bertambah, dan sistem pengamanan harus ditingkatkan untuk mencegah insiden serupa,” tambahnya.

Anggota DPRD dari Fraksi Partai Nasdem, Kamaruddin, mendesak perusahaan untuk memberikan bantuan kepada nelayan yang terdampak melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

“Nelayan sekitar harus diperhatikan karena mereka kehilangan penghasilan akibat insiden ini. Kami juga mengimbau nelayan agar berhati-hati dan tidak melaut sendirian,” ujar Kamaruddin.

Dengan adanya pengawasan ketat dari DPRD dan kerja sama perusahaan dengan pihak berwenang, diharapkan situasi ini dapat segera terkendali sehingga masyarakat, terutama nelayan, kembali merasa aman untuk beraktivitas.

 

Penulis : Adi

Editor Pohan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here