Jakarta – batamtimes.co – Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) DPP Pariwisata menggelar misi sosial dengan menyalurkan 262 paket sembako kepada masyarakat Baduy. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk membantu kebutuhan masyarakat, tetapi juga mempererat hubungan dengan budaya lokal.
Wakil Ketua Umum (WKU) Pariwisata, Mayuko Anantawikrama, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya IWAPI untuk lebih mengenal dan menghargai kekayaan alam serta budaya suku Baduy.
“Dalam kunjungan ini, IWAPI mengajak 70 peserta yang terdiri dari perwakilan berbagai DPC dan DPD, termasuk DPC Jakarta Pusat, DPC Jakarta Selatan, DPC Kepulauan Seribu, DPD DKI, DPP IWAPI, serta DPC dan DPD Lebak Banten,” ujarnya.
Acara diawali dengan serah terima bantuan sembako dari IWAPI DPP Pariwisata kepada Jaro Pemerintah wilayah, Bapak Oom, yang kemudian mendistribusikannya kepada masyarakat Baduy Dalam.
“Sumbangan ini disambut dengan antusias oleh masyarakat, karena membawa manfaat nyata bagi kebutuhan sehari-hari mereka,” tambah Mayuko.
Kunjungan ini juga mendapat sambutan hangat dari tokoh masyarakat setempat, termasuk Sekretaris Desa dan perwakilan Baduy Dalam, Bapak Ayah Mursid. Kehadiran IWAPI tidak hanya menjadi ajang berbagi, tetapi juga mempererat hubungan harmonis antara pengunjung dan masyarakat lokal.
Selain menyerahkan bantuan, para peserta diajak menjelajahi Desa Kanekes dan lima kampung utama, yakni Kadek Ketuk, Legok Jeruk, Belimbing, Marengo, dan Gajebo. Perjalanan ini memberikan pengalaman berharga bagi peserta untuk lebih memahami kehidupan masyarakat Baduy yang sederhana namun kaya makna.
Penduduk Baduy dikenal teguh dalam menjaga adat dan hidup selaras dengan alam. Hal ini memberikan inspirasi bagi para peserta IWAPI tentang pentingnya kebersamaan dan penghormatan terhadap lingkungan.
“Hari Gizi Nasional kali ini menjadi momentum penting untuk berbagi kebahagiaan dan pembelajaran bersama masyarakat Baduy,” tutur Mayuko.
IWAPI DPP Pariwisata berharap kegiatan sosial semacam ini dapat terus dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat serta upaya melestarikan budaya lokal.
Editor : Pohan
