Warga Keluhkan Solar Habis, Pengawas SPBU Bantah Penjualan Berlebih

0
167
Keterangan foto : SPBU Pertamina di Jalan Datuk Kaya Wan Mohammad Benteng Ranai.

Natuna – Batamtimes.co – Sejumlah warga masyarakat konsumen pengguna subsidi bahan bakar minyak (BBM) solar kenderaan roda empat mengeluh.

Pasalnya, stock persediaan solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pertamina di Jalan Datuk Kaya Wan Mohammad Benteng Kota Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau mengalami kehabisan solar belum pada waktunya, Rabu (29/01/2025).

Hal tersebut diungkapkan Ujang (57) bukan nama sebenarnya seorang sopir truk saat melakukan pengisian di SPBU sekira pukul 18.15 WIB.

Dia merasa kecewa dan terganggu akibat  solar habis mengaku masih ada pekerjaan angkutan lain yang harus diselesaikan, padahal menurutnya jatah solar subsidi MyPertamina telah diatur.

Kendaraan pribadi maksimal 60 liter per hari
angkutan umum orang atau barang roda 4 maksimal 80 liter per hari dan
angkutan umum barang atau barang roda 6 atau lebih maksimal 200 liter per hari.

Anehnya, kata dia, belum ada melakukan pengisian solar satu hari minyak solar sudah ludes (habis), lalu jatah solar kenderaanya pada kemana ?

Ia menduga penyebab kehabisan solar tersebut adanya penjualan solar yang berlebihan dari pihak SPBU kepada pihak-pihak tertentu yang berkepentingan mengatas namakan kelompok nelayan.

Kasus kehabisan solar ini kerap ditemukan disejumlah SPBU Natuna belum pada waktunya dengan beragam alasan, kesal ujang.

Pengawas SPBU Natuna Ade membantah tudingan adanya penjualan solar berlebihan kepada batamtimes.co saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Kamis (30/01/2025) siang.

” Tidak betul pak, penjualan kita sesuai kebutuhan,” ucapnya.

Kata Ade lagi, alasan solar habis saat malam itu disebabkan tanki penampungan solar milik mereka sangat kecil dan terbatas, selain itu pada hari Senin (27/01/2025) depot pertamina di pelabuhan Selat Lampa tutup pada hari libur.

Namun saat ditanyakan antisipasi dan kuota persediaan kebutuhan minyak solar di SPBU ia enggan berkomentar.

Ditempat terpisah, menurut salah satu tokoh praktisi hukum di Natuna enggan disebutkan identitasnya menjelaskan kehabisan solar di SPBU sebelum waktunya dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Peningkatan konsumsi solar karena meningkatnya aktivitas ekonomi, pertanian, atau transportasi.

2. Keterlambatan pengiriman solar dari pemasok atau distributor.

3. Kerusakan infrastruktur penyaluran solar, seperti pipa atau tangki.

4. Penjualan solar yang berlebihan kepada konsumen, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Indikasi penjualan berlebihan lanjutnya, adalah peningkatan volume penjualan solar yang tidak sesuai dengan konsumsi normal dan keterlibatan oknum yang tidak bertanggung jawab dalam penjualan solar juga ada sanksi pidananya jika terbukti.

Dia berharap adanya pengawasan ketat melibatkan semua pihak terutama aparat penegak hukum terhadap penjualan solar untuk memastikan bahwa penjualan dilakukan secara wajar untuk memastikan ketersediaan solar.

Dengan melakukan tindakan-tindakan tersebut, dapat membantu mencegah kehabisan solar di SPBU sebelum waktunya dan memastikan ketersediaan solar yang cukup untuk konsumen, tandasnya.

Laporan/editor : Pohan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here