Batamtimes.co, Batam – Warga Batam pengguna media sosial (medsos) digegerkan sebuah foto kondisi jembatan pada terowongan Pelita, Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau. Kondisinya langit-langit terowongan retak beberapa bagian.
Kontan saja, atas kondisi itu memantik reaksi warga Batam. Ada yang menyebut, kondisi terowongan yang dibuat pada 2007 sangat menakutkan. Mereka beranggapan, bisa berpotensi pada hal-hal yang tak diinginkan.
“Hanya sekadar sharing untuk teman-teman di Batam, khususnya yang sering lalu lalang di terowongan Pelita,” demikian tulisan pada keterangan foto yang beredar di medsos.
Atas kondisi terowongan itu, ditanggap sini beberapa warganet yang merupakan sebagian besar warga Kota Batam. Sebagian cemas. Sebab, menurut warganet, terowongan itu merupakan urat nadi kota Batam yang menghubungkan Nagoya dan Batam Center. “Waduh bahay sekali yah,” kata-kawa warganet itu.
Klarifikasi dari BP Batam
Terowongan atau underpass Pelita, Lubuk Baja, Batam, ternyata sudah retak sejak awal selesai dibangun pada tahun 2007 silam.
Direktur Humas Badab Pengusahaan (BP) Batam Purnomo Andiantono mengatakan, keretakan yang ada di underpass itu digolongkan kedalam retak rambut (tidak terstruktur). “Memang dari awal pembangunan underpass tahun 2007 silam memang sudah ada retak rambut itu,” jelas Andi, Sabtu (23/12)
Andi menambahkan, retak rambut tersebut disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang tak dapat dipungkiri pula. Seperti , perubahan suhu panas dan dingin yang drastis dan ditambah lagi beban.
Saat usia bangunan masih muda, retak-retak rambut sudah bisa dideteksi. Sekalipun retak rambut tidak membahayakan, namun cukup mengganggu pemandangan. Demikain anggapan menakutkan pada kondisi terowongan itu.
Akan tetapi tambah Andi, pihaknya sudah mengecek ke lapangan terkait kondisi underpass yang mengalami keretakan yang kian ramai diperbincangkan. Andi menambahkan, mengamati kondisi Underpass yang tidak bengkok atau melengkung signifikan maka masih aman untuk dilalui kendaraan.
“Tapi untuk amannya boleh juga bawa ahli dari PU untuk mengecek menggunakan alat rontgen. Nanti kami akan liat kejelasan hal ini,” ucapnya.
Masih dengan klarifikasi Andi, katanya, underpass yang termasuk bangunan beton, kata Andi pada umumnya akan mengalami deformasi (perubahan wujud dari bagus menjadi tidak bagus) dulu sebelum langsung ambruk.
“Tidak serta merta langsung ambruk, jadi mengalami deformasi, seperti kondisi bangunan tidak bagus lagi setelah itu pertanda bisa ambruk,” tambahnya.(red/fanhal)