Tiongkok Targetkan Pertumbuhan Ekonomi di Kisaran 6,5%-7%

0
445
batamtimes.co,Beijing – Pemerintah Tiongkok menurunkan target pertumbuhannya tahun ini hingga berada di kisaran 6,5%, Sabtu (5/3). Hal itu dikarenakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia ini sedang dihadapkan pada serangkaian tantangan dari kelebihan kapasitas sapai perdagangan yang melemah.
Di sisi lain, negara ini adalah pendorong utama pertumbuhan global namun ekspansinya di tahun lalu telah merosot menjad 6,9%. Jumlah itu adalah lajunya yang paling rendah dalam seperempat abad sehingga memunculkan kekhawatiran atas kesehatan perekonomian negara tersebut dan menyebabkan gejolak di bursa saham di penjuru dunia.
Perdana Menteri (PM) Tiongkok Li Keqiang mengatakan dalam pembukaan parlemen Kongres Rakyat Nasional (NPC) bahwa target pertumbuhan tahun ini berada di kisaran 6,5% sampai 7%.
Li menyatakan target itu sangat realistis, karena mengklasifikasi dampak pada prospek negara terhadap lemahnya pertumbuhan perdagangan, fluktuasi dalam pasar komoditas dan keuangan, sera risiko naiknya ketegangan geopolitik.
“Tiongkok akan menghadapi masalah yang lebih besar dan sulit serta tantangan-tantangan dalam pengembangannya di tahun ini. Maka itu kita harus sepenuhnya bersiap untuk melawan pertempuran yang sulit,” ujarnya. Dia menambahkan, pemerintah akan meningkatkan belanja defisit.
“Desakan penurunan perekonomian semakin berkembang. Di dalam negeri, masalah dan risiko yang dibangun selama bertahun-tahun menjadi semakin jelas,” ujar Li.
Menurut Anne Stevenson-Yang, co-founder penasihat investasi J Capital Research, Li telah mengirimkan pesan bahwa “Ini adalah tahun yang menyakitkan. Kita akan menetapkan dan berharap bahwa kita bisa membuat kemajuan di 2017.”
Kegiatan tahunan ini diadakan di Balai Agung Rakyat (Great Hall of the People) dan dihadiri sebagian besar peserta laki-laki berjas gelap atau kostum warna-warni yang dikenakan oleh etnis minoritas dalam upacara resmi.
Pidato yang disampaikan Li berlangsung hampir dua jam dan disesaki oleh para delegasi yang hadir serta menyambutnya dengan tepuk tangan. Bahkan setiap lembaran pidato yang dibaca perdana menteri berganti, terdengar pula suara peserta yang ikut membalik lembaran pidato yang telah dibagikan panitia sebelumnya.
Salah satu peserta, Zhao Jiajun, adalah seorang dokter dari bagian timur Provinsi Shandong. Menurut dia, pidato yang disampaikan perdana menteri cukup pragmatis dan menyinggung banyak masalah.
“Setiap daerah masih memiliki tempat-tempat yang belum sempurna, banyak hal yang tidak dapat dicapai hanya dengan satu kali kesempatan. Ini bagaikan mendaki gunung. Anda naik selangkah demi selangkah. Tidak mungkin mendaki ke atas hanya dalam satu langkah,” ujarnya.
Perdana Menteri Li menyampaikan pemerintah akan melakukan banyak pengurangan pada industri yang kelebihan kapasitas seperti pada baja, batu bara, dan industri-industri lain yang menghadapi kesulitan.
“Perusahaan-perusahaan milik negara, yang sebagian besar tergangggu dengan inefisiensi dan kelebihan kapasitas, akan diminta melakukan penyesuaian struktural, seperti reorganisasi, merger atau dipaksa keluar dari pasar,” katanya.(net/red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here