Batamtimes. Co, Jakarta – Ketua umum Relawan Jokowi (ReJo) HM Darmizal MS, saat bertemu panitia pesta Hoyak Tabuik di pantai Gandoria Pariaman, Sumatera Barat mengaku langkah LSI Denny JA yang melakukan survei terkait sosok capres-cawapres dari sudut pandangan agama Islam terlalu berani.
Pesta budaya Hoyak Tabuik sendiri rencannya akan dihadiri 500 ribu warga Sumbar dan sekitarnya yang puncaknya digelar tanggal 23 September 2018.
Pasca survei LSI Denny JA, lembaga dari Alvara Reseach Center juga melakukan survei. Hasilnya, kedua lembaga tersebut tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan walau dengan segmen responden yang berbeda.
Dimana LSI lebih konsen pada popularitas capres-cawapres segmen pemilih dari pandangan agama Islam sedangkan Alvara berbasis pada pemilih di pulau Jawa dan Sumatera.
Darmizal menambahkan, meski tema survei yang diangkat LSI Denny JA ini tergolong sensitif namun RèJo akan menjadikannya sebagai pembelajaran dan masukan yang dapat dijadikan barometer.
Pada titik atau simpul mana lagi kami harus masuk menyapa masyarakat untuk sosialisasi atau menjelaskan kinerja yang telah dicapai Presiden Jokowi dalam membangun Indonesia sejak empat tahun lalu.
“Tentunya dengan hasil survei, ada yang puas dan tidak. Kita hormati hasil itu,” ujar Darmizal Minggu (26/8/2018).
Menurut mantan Pimpinan Komisi Pengawas Partai Demokrat ini, meski tema survei yang diangkat LSI Denny JA ini tergolong sensitif namun RèJo akan menjadikannya sebagai pembelajaran dan masukan yang dapat kami jadikan barometer.
Lebih lanjut Darmizal menjelaskan, survei yang dilakukan LSI Denny JA sekaligus membantah sejumlah kalangan yang terus menghembuskan isu jika Presiden Jokowi tokoh yang anti Islam. Ternyata Jokowi sangat dekat dengan ummat Islam.
Hasil survei LSI lanjut Darmizal, menjelaskan jika mayoritas pemilih muslim menginginkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019.
Dirinya berharap kepada kubu sebelah, marilah bersepakat agar pasangan capres-cawapres lebih fokus pada adu program yang berdayaguna dan berdayalaksana bagi kemaslahatan ummat dan bangsa.
“Tidak menggunakan isu SARA dalam pesta demokrasi atau kontestasi Pilpres 2019 mendatang. Pembuktian bahwa calon pemimpin bangsa harus berfikir besar untuk karya-karya besar ketimbang bermulut besar yang merugikan kemudian, mulut mu harimau mu,” jelasnya.
Pada survei LSI Denny JA, Jokowi Ma’ruf Amin mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di kalangan pemilih Muslim.
Jokowi-Ma’ruf unggul di segmen Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan ormas lainnya. Prabowo-Sandi unggul di Presidium Alumni 212, kata Peneliti LSI Rully Akbar.
Ia memaparkan, responden yang menyatakan terasosiasi dengan NU sebanyak 41,3 persen, Muhammadiyah sebesar 6,3 persen, Presidium Alumni 212 sebanyak 3,6 persen dan ormas Islam lainnya 1,4 persen.
“Di segmen NU, Jokowi-Ma’ruf unggul di angka 54,7 persen, dibandingkan Prabowo-Sandi di angka 27 persen. Di segmen Muhammadiyah, Jokowi-Ma’ruf unggul di angka 50 persen dibandingkan Prabowo-Sandi sebesar 35,7 persen,” papar Rully.
Sementara di kalangan pemilih yang terasosiasi ormas Islam lainnya, Jokowi-Ma’ruf unggul sebesar 60 persen, sementara Prabowo-Sandi 26,7 persen.
Survey itu dilakukan pada tanggal 12 hingga 19 Agustus 2018. Adapun survei ini menggunakan multistage random sampling. LSI melakukan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terhadap 1.200 responden Muslim di 33 provinsi di Indonesia.
Di survei Alvara Reseach Center, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin sebesar 53,6 persen. Sementara itu elektabilitas Prabowo-Sandiaga 35,2 persen. Sedangkan pemilih yang belum memutuskan sebesar 11,2 persen, kata
Founder dan CEO Alvara Research Center Hasanudin Ali.
Survei Alvara Research Center dilakukan pada 12-18 Agustus 2018. Metode yang digunakan yakni multistage random sampling di 34 provinsi.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada responden sebanyak 1.500 orang dengan usia di atas 17 tahun.
Adapun margin of error survei Alvara Research Center tersebut yakni 2,9 persen.
(red/Tanto)