Dinas Sosial Natuna : Anak Putus Sekolah Di Sarankan Ikut Paket Persamaan

0
734

Batamtimes.co – Natuna

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kabupaten Natuna, bekerjasama dengan forum sosial Puspa Bahari Natuna melakukan pendataan anak putus sekolah, Kekerasan Rumah Tangga (KDRT) dan orang sakit di daerah Puak Ranai, pada  Rabu pagi (18/09/2018)

Kabid Kesetaraan zender Dinas Sosial, Yuli Ramadanita mengungkapkan, saat  melakukan pendataan anak-anak masih ditemukan empat anak putus sekolah, disebabkan berbagai permasalahan.

Dikatakanya, pihaknya bersama Forum Puspa Bahari sedang terus berupaya melakukan pendataan anak putus sekolah.

” Untuk kasus tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sejauh ini belum ada kita temukan, ucapnya.

Ia bersama pengurus Forum Puspa Bahari yang baru dibentuk dibawah binaan Dinas Sosial siap melaksanakan tugas sesuai tugas dan fungsinya.

Hal senada disampaikan Abdullah wakil ketua Puspa Bahari, sudah sepatutnya peran orang tua, untuk mendukung dan pengawasan pendidikan anak, agar tidak putus sekolah “, ujarnya.

Selain itu,  anak anak butuh support dari orang tua, agar mau sekolah dan aktif belajar menimba ilmu.

Disisi lain, faktor pendidikan para orang tua juga, merupakan salah penentu apalagi orang tua tidak bisa membaca.

Hal tersebut sangat berpengaruh. Bagaimana mungkin bisa mengajari anak, jika orang tua tidak bisa mengenal tulis baca, sebut Kadis PPPA, Kartika Riauwita.

Penuturan Syamsiah, salah seorang ibu ketua RT di puak mengakui, di wilayahnya terdapat empat orang anak putus sekolah.

Selain itu, ditemukan juga satu anak suka ngelem. Tetapi, anaknya sudah tidak disini lagi, ucapnya.

Keempat anak putus sekolah tersebut, masing-masing Pepen (16) putus sekolah saat kelas 5 SD, Tiara (16) putus sekolah saat kelas 5 SD, Lilis (13) putus sekolah saat kelas 4 SD, dan Mida (17) putus sekolah kelas 1 SMP.

Anak putus sekolah ini bakal didaftarkan untuk mengikuti pendidikan paket A, B dan C, sebelumnya harus melalui proses.

Sebab, jika keempat anak tersebut tidak punya keinginan bersekolah, tidak bisa juga dipaksakan. Semuanya tergantung anak dan dukungan orangtuanya, tandas Sugianto.

(Red /Pohan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here