Batam – Badan Pengusahaan (BP) Batam menerima kunjungan PT Sarana Daya Kabil untuk membahas rencana peningkatan infrastruktur kelistrikan atau utilitas sebagai pendukung pengembangan kawasan industri. PT Sarana Daya Kabil sendiri merupakan kolaborasi antara PT Maxpower Indonesia dan Citramas Group.
Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Kepala BP Batam Muhammad Rudi di ruang presentasi Gedung Marketing Centre BP Batam, Selasa (15/10/2019). Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Direktur utama Kabil Citra Nusa Peter Vincent, Direktur Utama PT Maxpower Indonesia Fazil Erwin Alfitri, Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam Sudirman Saad, dan pejabat terkait dari Pemerintah Kota Batam.
Muhammad Rudi memberikan apresiasi kepada PT Sarana Daya Kabil yang menginisiasi pengembangan utilitas, khususnya di kawasan industri Kota Batam, sebagai wujud dari dukungan atas rencana pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam.
“Kami berterima kasih atas inisiasi dari PT Sarana Daya Kabil untuk menyiapkan pasokan tambahan untuk listrik. Karena hal ini sudah menjadi sorotan Wakil Presiden RI. Mudah-mudahan apabila pembangunan ini terealisasi, permasalahan kelistrikan di Batam terselesaikan,” kata Rudi.
Sementara itu, Direktur utama Kabil Citra Nusa, Peter Vincent mengungkapkan, pemadaman listrik memang menjadi salah satu faktor penghambat investasi dan berdampak besar pada kawasan industri di Batam, terutama Kawasan Industri Terpadu Kabil.
“Bulan April lalu, daerah kabil mengalami pemadaman listrik sebanyak 6 kali, Bulan Mei mengalami 4 kali pemadaman. Lalu Bulan Oktober ini terjadi lagi, kurang lebih 3 kali,” ungkap Peter.
Sebagai anak perusahaan dari Maxpower Group yang bergerak di bidang pengembangan pembangkit listrik tenaga gas alam, Direktur Utama PT Maxpower Indonesia Fazil Erwin Alfitri mengatakan, PT Sarana Daya Kabil akan melakukan pemanfaatan Liquefied Natural Gas (LNG) dengan cara mempersiapkan LNG to Power di Kabil untuk mengatasi permasalahan listrik di Kota Batam.
“Kami akan menerima pembangkit independen dan juga menerima energi yang dihasilkan oleh PLN, lalu dikumpulkan dan nantinya akan fokus pada penyediaan listrik, air, uap air, dan pengelolaan sampah,” ungkap Fazil.
Menurutnya, pasokan tambahan listrik ini ke depannya dapat digunakan untuk kebutuhan industri Maintenance Repair Overhaul (MRO) di Bandara Internasional Hang Nadim dan Nongsa Digital Park (NDP).
“Total pengembangan pertama hanya 50 MW. Untuk 15 MW pertama akan siap di akhir Februari tahun 2020. Memang fast track, karena pembangkitnya sudah siap dan sudah tersedia. Fase kedua yang akan selesai sekitar akhir Juni tahun 2020 untuk 20 MW berikutnya, dan fase tiga di akhir tahun 2020. Sehingga total 50 MW power,” tutup Fazil.
(red/BP)