3 Provinsi memiliki tingkat penyebaran COVID-19 tinggi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan

0
442

Jakarta – Tim Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 akan fokus membantu 3 provinsi dengan tingkat penyebaran COVID-19 yang tinggi. Berdasarkan pemeriksaan spesimen per hari ini ada 5 provinsi yang penambahan kasus nya tinggi yakni Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan.

“Saat ini kami fokus bergotong royong membantu 3 provinsi yang memiliki tingkat penyebaran pandemi COVID-19 yang tinggi yakni Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan. Namun kami juga memastikan provinsi-provinsi yang berhasil menekan kasus sampai di bawah 10,” kata Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 dr. Reisa Broto Asmoro, Rabu (10/6).

Pemeriksaan spesimen per hari ini sebanyak 17.757 total 446.918 spesimen yang telah diperiksa. Hasilnya terdapat penambahan kasus positif sebanyak 1.241 total 34.316. Penambahan kasus terbanyak ada di 5 provinsi yakni Jawa Timur 273 kasus, Sulawesi Selatan 189 kasus, DKI Jakarta 157 kasus, Jawa Tengah 139 kasus, dan Kalimantan Selatan 127 kasus.

Jubir Pemerintah untuk COVID-19 dr. Achmad Yurianto mengatakan penambahan kasus positif tersebut disebabkan karena tracing dilakukan lebih agresif sehingga sebagian besar penambahan spesimen dikirim oleh Puskesmas atau dinas kesehatan bukan rumah sakit.

“Ini bukti bahwa tracing agresif akan mengungkap begiru banyak kasus positif dan selanjutnya diisolasi sebaik-baiknya,” ujarnya.

Selain itu ada 15 provinsi melaporkan kenaikan di bawah 10 dan 6 provinsi tidak ada kenaikan. Pasien sembuh per hari ini bertambah 715 total 12.129, pasien meninggal bertambah 36 total 1.959.

Protokol kesehatan harus diterapkan dan dipatuhi di semua sektor. Salah satu yang harus diperhatikan adalah jaga jarak. Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet menunjukkan jaga jarak yang aman adalah sampai dengan 1 meter. Hal tersebut merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai 85%.

“Ini yang harus kita lakukan bersama-sama karena dengan cara inilah kita bisa menghindar dari penularan COVID-19,” kata dr. Achmad.

 

(red/kemenkes)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here