Oleh : Taufik
Kabiro Lingga
Lingga – Kelangkaan “Bahan Bakar Minyak” (BBM) jenis minyak tanah, sudah terjadi sejak dua pekan lalu di kabupaten Lingga , provinsi Kepri
Informasi yang berhasil di himpun oleh Media ini dari berbagai sumber,hampir seluruh pangkalan atau agen penyalur BBM bersubsidi sampai ke pengecer yang ada di Lingga ,stok minyak tanah telah habis.
Akibat dari kelangkaan BBM berjenis minyak tanah tersebut masyarakat mengeluh,pasalnya bagi masyarakat yang berdomisili di daerah kepulauan hanya minyak tanah yang menjadi pilihan terakhir untuk menyambung hidup
Masyarakat Lingga terutama Kecamatan Dabo singkep yang paling merasakan akibat kelangkaannya minyak tanah ini, sehingga berharap kepada pemerintah melalui instansi terkait ,agar segera mengambil langkah-langkah untuk mengeksekusi permasalahan “clasik” tersebut.
Sudah hampir dua pekan , hal tersebut di ungkap oleh salah seorang warga Dabo bernama Sudirmam kepada Media BatamTimes,Rabu (22/7/2020).
Dari hasil penelusuran Media ini ke salah satu pangkalan atau agen penyalur BBM bersubsidi di daerah kabupaten Lingga ,menurut pengelola yang enggan namanya di publikasi di Media ,penyebab terjadinya kelangkaan BBM seperti jenis minyak tanah, itu memang karena ada pengurangan kuota dari pertamina sendiri ujar si pengelola pangkalan kepada Batam Times Rabu.
Jadi kami tidak memiliki wewenang atau mempertanyakan kepada pihak Pertamina, terkait pengurangan kuota atau jatah BBM untuk masyarakat daerah kabupaten Lingga ,pungkasnya.
Sementara itu, menurut salah seorang ibu rumah tangga kak Yan (42 tahun) yang sehari-hari bekerja sebagai penjual gorengan untuk menutupi kebutuhannya mengaku resah karena sulit nya mendapatkan minyak tanah untuk keperluan memasak
Kalau kelangkaan minyak tanah belum berakhir atau belum teratasi ,dirinya mengaku pasrah.
“Saya harus menutup usaha kecil-kecilan nya itu ,yang telah Ia rintis 4 tahun silam bersama sang suami, ” ungkapnya
Sementara itu ketika di tanya kepada ibu penjual gorengan tersebut proses dirinya mendapatkan minyak tanah selama ini,Ia mengaku membeli dari agen penyalur itupun sudah di jatahkan setiap Keluarga hanya diberi jatah 2 Liter satu kepala keluarga (KK) yang di salurkan tiap satu pekan cuma sekali ,dengan harga Rp.6.000/liternya .
Ibu penjual gorengan tersebut sangat berharap ,agar Pemerintah lebih serius dan fokus menangani masalah kelangkaan minyak tanah harapnya.
Namun sampai berita ini di rilis ,kepala bagian Kabag) ekonomi di lingkungan pemerintah kabupaten Lingga ,belum berhasil di lakukan konfirmasi oleh wartawan media ini,karena ketika di hubungi lewat “hand phone selulernya belum tersambung atau belum aktif.(*)