Batam- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengharapkan Nongsa Digital Town (Nongsa D-Town) dapat menjadi tonggak penting bagi perkembangan industri digital di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Nongsa D-Town yang secara resmi diluncurkan pada Selasa (02/03/2021) merupakan buah dari kerja sama bilateral Indonesia-Singapura untuk mendorong perkembangan industri digital di Batam.
“Saya sangat berharap dengan dibukanya Nongsa D-Town menjadi tonggak penting bagi perkembangan industri digital di Batam dan menjadi batu loncatan untuk meningkatkan kerja sama Indonesia dan Singapura di masa depan,” ujar Airlangga dalam peluncuran Nongsa D-Town secara virtual.
Menurutnya, peluncuran Nongsa D-Town ini dapat menjadi bukti kerja sama yang saling menguntungkan antara sektor publik dan swasta kedua negara.
Perkembangan industri digital di Batam sejalan dengan strategi pembangunan tematik Batam dalam Masterplan Percepatan Pembangunan wilayah Batam-Bintan-Karimun-Tanjungpinang (BBKT).
Untuk mencapai target pertumbuhan 5,8 persen pada 2020-2025, daerah BBKT membutuhkan investasi tahunan rata-rata Rp75 triliun. Di antara kawasan lainnya, Batam akan memiliki peran yang signifikan karena diharapkan dapat memberikan kontribusi terbesar terhadap total investasi yang masuk ke kawasan tersebut.
Batam memiliki keunggulan geo-strategis karena lokasinya yang dekat dengan Singapura dan diharapkan berfungsi sebagai jembatan digital untuk menghubungkan Singapura ke kota-kota lain yang sedang berkembang di Indonesia.
Pengembangan Batam sebagai jembatan digital juga telah dicita-citakan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam Leaders’ Retreat tahun 2017.
“Salah satu sorotan kerja sama bilateral kita yang baru-baru ini disahkan oleh Menteri Chan dan saya pada Pertemuan Tingkat Menteri ke-10 tahun 2020 adalah perkembangan industri digital di Batam melalui pembentukan pusat data,” ucap Airlangga.
Lebih jauh Menko Perekonomian menerangkan pentingnya teknologi digital di masa pandemi ini. Menurutnya, teknologi digital telah membantu pemerintah dan swasta dalam merampingkan proses bisnis yang rumit. Selain itu, teknologi digital juga membantu mempromosikan lingkungan kerja yang lebih praktis dan fleksibel selama pandemi.
“Pasca pandemi, saya melihat perlunya bisnis menjadi lebih adaptif terhadap transformasi teknologi, agar pekerja juga lebih paham secara digital,” pungkasnya.
(red/HUMAS KEMENKO PEREKONOMIAN)