batamtimes.co , Batam – Badan Pengusahaan (BP) Batam melakukan kunjungan kerja ke negara Jepang dalam rangka menarik investasi asing yang mengalami penurunan belakangan ini.
Anggota 5 Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam, Gusmardi Bustami bersama dengan Direktur Promosi dan Humas, Purnomo Andiantono mengunjungi sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Green Industry yang terletak di Tochigi, beberapa km dari Tokyo, Jepang yaitu Finetech.
Finetech adalah perusahaan bergerak dibidang pengembangan pembangkit listrik ramah lingkungan dengan solar panel, pengolahan limbah sertah pengolahan minyak kelapa sawit
Kunjungan BP Batam ke Pusat Riset dan Pengembangan (R&D) perusahaan tersebut diterima langsung Presiden dan CEO Finetech, Mr. Motoyuki Okada bersama dengan seluruh tim manajemennya.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat tersebut, Okada menyatakan minatnya bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang ada di Batam untuk pengadaan 1,8 MW tenaga listrik, dengan nilai investasi sebesar 400 juta Yen atau lebih dari 50 Miliar Rupiah.
“BP Batam menyambut baik investasi yang bergerak dibidang usaha ramah lingkungan, untuk itu kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian ESDM serta PLN Bright untuk implementasi investasi ini”, Kata Gusmardi. Selasa(15/11).
Bekerjasama dengan KBRI Tokyo, BKPM di Tokyo, Pemerintah Kota Yokohama dan koran ternama Nikkan Kogyo Shimbun.
Menyelenggarakan promosi dan temu bisnis dengan sekitar 100 pengusaha Jepang yang berdomisili di Yokohama, Jepang, sebagai upaya untuk menarik investor Jepang ke Batam.
Acara tersebut dihadiri oleh Deputy Chief Mission (DCM) Ben Perkasa Drajat, Kepala BKPM di Tokyo, Saribua Siahaan, General Manager Yokohama Rubber, Tetsuya Tamaki yang membagikan mengenai pengalamannya berinvestasi di Batam serta Edmund Lai Kepala Pemasaran Gallant Venture untuk Batamindo Industrial Park.
Gusmardi menjelaskan, mengenai beberapa perubahan kebijakan dalam investasi, dimana pemerintah Indonesia saat ini banyak memberikan lebih banyak kemudahan dan keterbukaan untuk investasi asing .
Seperti misalnya BP Batam sebagai satu-satunya kota diluar Jakarta yang telah mengaplikasikan sistem investasi 3 jam yang telah melahirkan 1 investasi baru dari Australia baru-baru ini yang mempunyai nilai investasi sebesar 50 Miliar Rupiah.
Dia berharap, hal ini akan diikuti juga oleh investasi baru dari Jepang yang dapat menggunakan kemudahan ini.
Saat ini, tercatat 40 perusahaan dari Jepang dengan investasi sebesar 384 Juta USD yang beroperasi di Batam, namun tidak sepenuhnya 100 persen dari Jepang karena sebagian perusahaan tercatat merupakan joint venture dengan negara lain maupun terdaftar atas negara lain seperti Singapura.
Jepang merupakan negara ketiga dengan nilai investasi terbesar setelah Singapura dan Hongkong pada tahun 2015 dengan nilai 47 Juta USD. Tahun 2016 ini, terdapat peningkatan yang cukup signifikan dalam bidang investasi secara keseluruhan, sebanyak 62 proyek baru tercatat dengan nilai investasi sebesar 476 juta USD.
Walaupun BP Batam optimis untuk menggaet lebih banyak lagi investasi baru dari Jepang, namun juga menyadari banyak yang masih harus dibenahi, salah satunya adalah biaya logistik yang sangat mahal dari Batam ke Singapura, yang hampir sama dengan biaya dari Singapura ke Jepang.
Terlebih daripada itu, investasi asing sangat membutuhkan jaminan keamanan, dan untuk itu, Purnomo Andiantono Direktur Promosi dan Humas BP Batam mengajak kerjasama seluruh lapisan masyarakat kota Batam untuk saling menjaga kondisi keamanan di kota Batam sehingga upaya BP Batam untuk terus menarik investasi baru dapat membuahkan hasil dengan menjadi kontribusi utama dalam perekonomian Indonesia dan tentunya untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya Batam.
Pewarta : Adi