batamtimes.co , Jakarta – Mabes Polri merilis penangkapan terduga teroris jaringan Bahrun Naim yang dibekuk Densus 88 di Blok Situsari, Majalengka, Jawa Barat Rabu (23/11).
Pelaku yang sempat menjadi tenaga honorer penyuluh pertanian di BP4K Pemkab Majalengka berinisial RPW itu membuat laboratorium bawah tanah di rumahnya.
“Kita bandingkan dengan bom Bali 2002 yang low explosives, ini high explosives. Kalau yang TNT ini bisa 2,5 kali lebih dahsyat dari Bom Bali 2002 dan 2005, yang RDX bisa tiga kali kekuatan Bom Bali,” kata petugas Labfor Polri yang didampingi Karo Penmas Polri Kombes Rikwanto di Mabes Polri, Jumat (25/11).
Selain TNT dan RDX, pelaku juga meracik HMTD, Anfo, dan blackpowder. Untuk diketahui Bom Bali 2002 terbuat dari campuran potassium khlorat dan black powder seberat 1 ton yang dimasukkan dalam kontainer di mobil L300. Bom itu menelan 202 korban jiwa.
Menurut Rikwanto pihaknya masih menelusuri pendana yang memberikan uangnya kepada pelaku dan juga jaringan pelaku yang memesan bahan berbahaya ini.
“Dananya dari para TKI di Taiwan, Arab Saudi, dan Malaysia. Kirim Rp 2-3 juta untuk dana perjuangan istilah mereka. Total ada Rp 32 juta,” pungkasnya.(red/b.satu)