Sekretaris Daerah (Sekda) Batam, Jefridin Hamid, mewakili Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, memaparkan pentingnya Transformasi Ekonomi Kota Batam dalam rangka penyusunan Peta Jalan Transformasi Ekonomi Kepri .
Hal itu disampaikan Jefridin dalam Agenda Penyusunan Peta Jalan Transformasi Ekonomi Ekonomi Kepri oleh Bappenas RI di Hotel Swissbell Harbour Bay, Rabu (16/11/2022).
Menurut Jefridin, Pemko Batam menyambut baik kajian yang sedang dilakukan oleh Bappenas di Kepulauan Riau, khususnya di Kota Batam.
“Semoga kajian ini nantinya dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya untuk Kota Batam,” katanya.
Pihaknya berharap, kegiatan ini akan menjadi salah satu dasar bagi Pemerintah Kota Batam untuk merencanakan berbagai kegiatan yang mampu memanfaatkan bonus demografi Kota Batam untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Untuk diketahui, visi Kota Batam 2021-2026 adalah untuk mewujudkan Batam sebagai bandar dunia madani yang modern dan sejahtera, dimana untuk mencapai visi tersebut akan diwujudkan melalui lima misi, yaitu: pertama, mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan; kedua, mewujudkan pembangunan kota yang berkelanjutan; ketiga, mewujudkan sdm yang berdaya saing, berbudaya, produktif, dan berakhlak mulia; keempat, melanjutkan percepatan pembangunan di daerah hinterland; dan dan kelima, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, reponsif, efektif, dan efisien.
“Arah kebijakan pembangunan Kota Batam tahun 2023 sudah ditetapkan dalam RKPD Kota Batam tahun anggaran 2023 yaitu: pemantapan infrastruktur perkotaan untuk meningkatkan akselerasi dan pemerataan pembangunan ekonomi daerah berbasis potensi daerah,” katanya.
Sebagai mana untuk kita ketahui bersama, luas Kota Batam adalah sekitar 4.580 kilometer persegi , dengan mayoritasnya merupakan lautan, 77 persen lautan dengan luas 3.545 kilometer persegi dan luas daratan 1.035 kilometer persegi atau sebesar 23 persen.
Secara geografis, Kota Batam mempunyai posisi yang strategis karena berada pada salah satu jalur pelayaran internasional tersibuk di dunia dan hanya berjarak lebih kurangb 20 kilometer dengan negara Singapura.
Pada tahun pertumbuhan ekonomi Batam tahun 2021, tumbuh sebesar 4,75 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020. Dimana sektor perekonomian Kota Batam di topang oleh 3 sektor utama, yaitu: industri manufaktur, konstruksi dan perdagangan.
“Tetapi, jika dibandingkan dengan perekonomian tahun 2019, yaitu tahun sebelum pandemi Covid-19 melanda, pertumbuhan ekonomi Batam hanya tumbuh sebesar 2,09 persen. Hal ini dikarenakan sebagian sektor perekonomian Batam masih berada dalam tahap pemulihan dari akibat pandemi Covid-19 yang melanda pada tahun 2020,” ujar Jefridin.
Ia melanjutkan, sektor pariwisata yang menjadi salah satu andalan Batam, dimana pada tahun 2019 lalu mampu menjadikan kepri sebagai penyumbang wisatawan mancanegara terbesar nomor 2 setelah Bali.
Kondisi sekarang sampai dengan bulan september, jumlah wisman yang berkunjung ke Kota Batam baru sebesar 262 ribu kunjungan, atau 18 persen dari jumlah kunjungan bulan januari sampai dengan september tahun 2019 (1,4jt kunjungan).
“Jadi kami mohon ini menjadi perhatian pemerintah pusat juga, bagaimana menjadikan Kota Batam sebagai destinasi wisata para wisatawan. Bisa itu melalui bantuan infrastruktur, promosi, atau menjadi tuan rumah pelaksanaan berbagai eveneven nasional,” kata Jefridin.
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Batam tahun 2021 sebesar 11,64 persen atau turun 0,15 persen dibandingkan dengan oktober 2020. Tetapi, menjadi salah satu perhatian, hal ini dikarenakan masih belum pulihnya sektor pariwisata di Kota Batam yang menjadi penyumbang terbesar dalam tingkat pengangguran terbuka Kota Batam.
Dari sisi ekspor Kota Batam, setiap tahunnya dari tahun 2019 sampai tahun 2021 selalu mengalami peningkatan, dampak pandemi Covid-19 tidak terlalu berasa pada kemampuan ekspor Kota Batam.
“Untuk tahun 2022 ini peningkatannya cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2021, total ekspor non migas Batam bulan Januari hingga September 2022 meningkat sebesar 42 persen jika dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2021.
“Tiga besar negara tujuan ekspor Batam adalah Singapura dengan 43 persen kontribusi, kemudian amerika serikat dengan 20 persen dan China dengan 4,8 persen,” katanya.
Sampai dengan September 2022, sektor ekspor Batam mampu menyumbangkan USD 1,7 milyar devisa negara. Sektor industri manufaktur Batam yang memegang peranan dalam meningkatkanya ekspor Kota Batam ke luar negeri disamping peran pemerintah yang mampu menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi oleh dunia industri, ex-officio menjadi salah satu kunci berkembangnya sektor ini, dengan satu kepemimpinan menjadikan berbagai kebijakan yang ada di kota Batam lebih cepat di implementasikan dan di tindaklanjuti jika ditemui kendala di lapangan.
“Seiring dengan semakin berkembangnya Kota Batam kedepan diperlukan suatu pengelolaan sampah yang berbasis teknologi, Batam dengan lahannya yang terbatas dan dihuni oleh kurang lebih 1,3 juta penduduknya dengan berbagai macam industrinya masih mengandalkan TPA dengan sistem sanitary landfill, kedepannya perlu suatu sistem yang lebih efektif dan efisien dalam mengelola sampah Kota Batam agar mampu berkembang lebih pesat lagi kedepannya,” katanya.
Ia juga menuturkan, Kota Batam belum mempunyai sarana transportasi masal yang terintegrasi. Seiring dengan akan selesainya pembangunan jalan yang ada di Kota Batam nantinya perlu di implementasikan sistem transportasi masal untuk menghindari kemacetan dan polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan pribadi.
“Mengingat keterbatasan lahan di Kota Batam, maka ini menjadi prioritas Kota Batam ke depannya. Jalan-jalan yang sudah dilebarkan harus diisi oleh transportasi umum yang lebih ramah lingkungan,” katanya.